Jabar Masih Zona Kuning, Gubernur Minta para Wali Kota dan Bupati Tidak Berleha-leha

- 3 Juli 2020, 14:42 WIB
Gubernur Jabar Ridwan Kamil
Gubernur Jabar Ridwan Kamil /dok

GALAMEDIA - Gubenur Jawa Barat, Ridwan Kamil meminta para bupati dan wali kota untuk tidak berleha-leha dalam penanggulangana Covid-19 di Jawa Barat. Apalagi, dalam beberapa hari belakangan ini terjadi peningkatan kasus Covid-19 di Jabar. Bahkan, banyak daerah yang berada level biru turun menjadi kuning.

“Terjadi peningkatan kasus ini yang harus menjadi kesepakatan kita dan bupati wali kota untuk meningakatkan kewaspadaan. Meskipun ada daerah di level hijau tapi ada yang turun dari biru ke kuning," ungkap Emil, sapaan Ridwan Kamil saat jumpa pers di Gedung Negara Pakuan, Jalan Otista Kota Bandung, Jumat 3 Juli 2020.

"Saat ini ada 16 kota/kabupaten yang berada di level kuning. Ini menunjukan bahwa kita tidak bisa berleha-leha atau diam-diam saja. Semua harus meningkatkan kewaspaddan, karena Covid-19 ini panjang urusannya,” tambah Emil.

Baca Juga: 80 Penghuni Lapas Subang Diberi Bekal Keahlian sebelum Bebas  

Dikatakannya, Kota Bandung naik level dari kuning ke biru. Namun, daerah lainnya di Bandung Raya menjadi turun level dari biru ke kuning, yaitu Kab. Bandung, Kab. Bandung Barat, Kota Cimahi, dan Kab.Sumedang.

Di samping itu, menurut Emil Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan Covid-19 Jabar memberikan rapor kinerja tim gugus tugas di kabupaten/kota. Ini dilakukan karena dalam penanganan Covid-19 di Jabar harus kompak antara provinsi dengan kabupaten/kota.

Ia menyebutkan ada 6 kriteria dalam penilaian kinerja tim gugus tugas kabupaten/kota. Yaitu, pencegahan, deteksi, manajemen fasilitas kesehatan dan pemakaman, jaringan pengaman sosial, penegakan aturan, dan tata kelola kelembagaan.

Baca Juga: Pemkot Bandung Izinkan Olahraga Prestasi Kembali Berlatih, Asal...

“Kami sudah menilai tiga besar dari semua kriteria tersebut. Dalam pencegahan, tiga daerah tertinggi adalah Kota Bandung, Kota Sukabumi, dan kab. Bogor. Dalam deteksi, Kota Bandung, Bekasi, dan Kab. Bogor. Dalam penilaian manajemen fasilitas kesehatan dan pemakaman, Kota Bogor, Kota Bekasi, dan Kab. Sumedang,” kata Emil.

Sedangkan dalam penilaian jaring pengaman sosial adalah Kab. Sumedang, Kota Bogor, dan Kota Tasikmalaya. Dalam penegakan aturan di lapangan, Kota Bandung, Kota Bogor, dan Kota Sukabumi. Terakhir, dalam tata kelola lembaga, Kab. Bogor, Kota Bandung, dan Kota Bekasi.

Menurutnya, dalam setiap pengambilan keputusan pihaknya selalu berdasarkan kajian ilmiah dan juga transparan. “Apalagi saat ini kita masuk ke zona lampu kuning, hampir menyentuh angka 1 dalam repreduksi efektif Covid-19,” katanya.

Baca Juga: Dilaporkan ke Polisi oleh Santri, Denny Siregar: Pakai Akal Lebih Berguna

Sebenarnya, kata Emil, pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di Jabar masih diperpanjang, ini terbukti dengan diterapkannya PSBB proporsional di wilayah Bodebek. Namun, untuk daerah no-Bodebek pembatasannya tidak lagi berskala besar tapi skala mikro atau PSBM.

“Jadi, pada prinispnya baik itu PSBB mauapun PSBM pengawsan level kewaspadaannya tetap ketat, hanya skalanya saja. Tidak fair kan kita menerapkan pembatasan seluruh daerah,” katanya.

Lagi pula, lanjutnya sesuai dengan surat edaran kementerian kesehatan bahwa manajemen PSBB tidak lagi izin dari pemerintah pusat tapi keputusannya diserahkan ke provinsi.

Sementara itu, Pakar Epidemiolog Departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran, dr. Bony Wiem Lestari, MSc., menambahkan angka reproduksi efektif Covid per 1 Juli 2020 ada di angka 1,1. Tapi tren dari 19 juni hingga 1 Juli 2020 atau selama periode dua minggu ada di angka 0.84. Ini menunjukan angka repreduksi Covid-19 hampir menuju angka 1.

Baca Juga: Mayat dalam Mobil Kagetkan Pegawai SPBU Jalan LL RE Martadinata

Menurut pemodelan yang dilakukannya dengan angka tersebut harus waspada, karena berpotensi naik untuk satu bulan ke depan. “Meskipun dalam sisi Epidemiolog angka tersebut masih terkendali. Makanya, kedisiplinan antara pemerintah dan masyarakat untuk menjalankan protokol kesehatan harus terus dijaga,” jelasnya. ***

Editor: Kiki Kurnia


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x