Lebih dari 50 Persen UMKM di Indonesia 'Menjerit' Akibat Pandemi Covid-19

- 11 Juli 2020, 16:57 WIB
Menteri Koperasi dan UMKM, Teten Masduki, memberikan pemaparan di Hotel Harmoni, Jalan Cipanas Baru, Kabupaten Garut, Sabtu 11 Juli 2020. (Galamedia/Agus Somantri)
Menteri Koperasi dan UMKM, Teten Masduki, memberikan pemaparan di Hotel Harmoni, Jalan Cipanas Baru, Kabupaten Garut, Sabtu 11 Juli 2020. (Galamedia/Agus Somantri) /

GALAMEDIA - Pandemi Covid-19 telah berdampak pada banyak sektor, terutama di bidang ekonomi. Begitu pula dengan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) yang terkena imbasnya.

Menteri Koperasi dan UMKM, Teten Masduki mengatakan, ada lebih dari 50 persen UMKM yang 'menjerit' dan terdampak pandemi Covid-19. Pemerintah pun menurunkan sejumlah program untuk mendorong agar UMKM bisa kembali bergeliat.

"Dari sisi suplai dan permintaan, banyak produk UMKM yang mengalami penurunan selama pandemi," tutur Teten di Hotel Harmoni, Jalan Cipanas Baru, Kabupaten Garut, Sabtu 11 Juli 2020.

Baca Juga: Polisi Temukan Kejanggalan di Kasus Tewasnya Editor Metro TV

"Karena itu, pemerintah mulai menggelontorkan kebijakan pemulihan ekonomi nasional untuk membantu para UMKM," tambahnya.

Menurut Teten, salah satu upaya yang dilakukan pemerintah di antaranya menyediakan restrukturisasi pinjaman, subsidi bunga dan pajak, serta modal kerja baru yang lebih murah bagi para UMKM.

Teten menuturkan, saat ini pemerintah terus mendorong agar kegiatan usaha bisa kembali dilakukan. Para pengusaha pun tak mungkin terus mengisolasi diri karena hal itu akan berdampak berat terhadap keberlangsungan ekonomi.

Baca Juga: Asrama Pontren Dilalap Api Gara-gara Anak Bermain Lilin, Seorang Santri Alami Luka Bakar

"Enggak mungkin terus mengisolasi diri, karena punya dampak sosial ekonomi yang berat. Mudah-mudahan tak bertambah trennya (penurunan ekonomi UMKM). Makanya kami keliling ke berbagai daerah untuk segera direaktifasi kegiatan usaha," papar dia.

Teten pun meminta agar para pengusaha bisa segera memulai kembali. Saat ini, sektor usaha yang terhubung dengan platform digital ecommerce jadi salah satu yang bisa bertahan.

Disebutkan Teten, UMKM yang bisa melakukan adaptasi bisnis dan inovasi produk selama pandemi juga bisa tumbuh. Seperti produk makanan dan minuman, juga alat kesehatan dan olahraga, hingga hiburan.

Baca Juga: Hagia Sophia Kembali Jadi Masjid, Negara-negara Dunia Kecam Keputusan Turki

Kedepan, pihaknya pun menginginkan agar UMKM siap dengan kultur baru dari pasar yang memungkinkan senang belanja online.

"Cuma untuk masuk ke online tak sekedar terhubung karena saingan dengan brand besar," katanya.

Diungkapkan Teten, masih banyak pengusaha UMKN yang belum tahu harus mengajukan penghapusan pajak atau resktrukturisasi ke lembaga penyalur. Padahal menurutnya hal itu sangat sangat bisa dilakukan untuk meringankan para UMKM.

Apalagi, terang Teten, pemerintah juga telah menyiapkan dana sebesar Rp 124 triliun untuk biaya rekstrukturisasi. Dari jumlah tersebut, Rp 80 hingga Rp 100 triliun diantaranya bisa dijadikan untuk pembiayaan baru.

Baca Juga: Di Masa Pandemi Covid-19, Bos-Bos BUMN Ini Bersuka Ria di Ciwidey, Erick Thohir Ngambek Enggak Ya

Nol
PT Tama Cokelat Indonesia, salah satu UMKM di Kabupaten Garut merupakan salah satu yang sempat terpuruk selama masa pandemi Covid-19. Bahkan pada bulan April 2020, perusahaan yang memproduksi berbagai jenis makanan cokelat dengan merk Chocodot ini penjualannya hampir nol.

"Bulan Maret mulai ada penurunan, April hampir benar-benar nol. Mei baru bisa jual produk karena ada momentum hari raya. Di bulan Juli ini kami baru bisa produksi lagi," ujar Kiki Gumelar, pemilk PT Tama Cokelat Indonnesia.

Baca Juga: Sudah Siapkan Mitigasi, PT Jasa Marga Akan Lakukan Perbaikan Ruas Tol Japek KM 36

Menurut Kiki, tantangan paling besar yang harus ia hadapi saat masa pandemi yaitu selain penurunan daya beli juga sulitnya mendistribusikan barang. Namun ia menyebut, saat ini permasalahan tersebut sudah mulai bisa teratasi.

Kiki juga mengaku harus memutar otak agar usahanya tersebut bisa bertahan. Salah satunya dengan melakukan inovasi-inovasi. Jika selama ini produknya lebih mengarah kepada para wisatawan yang berkunjung ke Garut. Namun kini ia lebih memilih menjual produk yang bisa dikonsumsi harian. (Agus Somantri)

Editor: Lucky M. Lukman


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x