KRONOLOGI dan PENYEBAB Bentrok di Keraton Surakarta, Akhirnya Putra Mahkota Angkat Bicara

- 25 Desember 2022, 06:59 WIB
Kronologi dan penyebab bentrok di Keraton Surakarta,  akhirnya Putra Mahkota angkat bicara
Kronologi dan penyebab bentrok di Keraton Surakarta, akhirnya Putra Mahkota angkat bicara /Instagram @keratonsurakarta/

GALAMEDIANEWS - Inilah kronologi dan penyebab bentrok di Keraton Surakarta yang terjadi pada Jumat, 23 Desember 2022 petang, akhirnya Putra Mahkota angkat bicara.

Bentrok terjadi antara kubu Sasonoputro yang mengatasnamakan Sri Susuhunan Pakubuwono XIII dan Lembaga Dewan Adat (LDA), atau kubu Gusti Moeng.

Menurut Gusti Kanjeng Ratu Wandansari atau Gusti Moeng, pihak Sasonoputro membawa sekitar 50 orang untuk mengusir Gusti Moeng sekeluarga.

"Penyebabnya saya tidak tahu. Tiba-tiba sekitar 50 orang mau masuk, mengunci pintu Kamandungan. Terus dicegah sama Y keponakan saya, dipukulin terus. Sama keponakan saya juga SS, ditodong pistol," kata putri kedua Sri Susuhunan Pakubuwana XIII, GRAY Devi Lelyana Dewi.

Baca Juga: Terbaru, Lowongan Kerja di Kementerian Kesehatan Buka 1.054 Formasi PPPK, Cek Syarat dan Cara Pendaftaran

Dia mengalami luka memar di tangan saat mencoba melawan penutupan akses masuk keraton. Dia mencoba menahan pintu Jolotundo agar tidak dikunci.

"Tangan saya, dipukulin pakai bambu pas melepaskan kawat. Ini saya mau visum. (Proses hukum) iya ini," katanya.

Terkait kericuhan semalam, kuasa hukum KRA Christophorus Aditiyas Suryo Admojonegoro, Agung Susilo mengatakan ada empat orang di pihaknya yang terluka.

"Dari satgas 4 orang luka di kepala," tuturnya melalui pesan singkat, dikutip Galamedianews.com dari Antara.

Baca Juga: Klasemen Grup A Piala AFF Mitsubishi Electric Cup 2022, Thailand Memimpin, Indonesia Harus Waspada

Kapolresta Surakarta Kombes Pol Iwan Saktiadi mengatakan pihaknya tengah menyelidiki kasus bentrokan tersebut.

Dan akan menindaklanjuti jika ada bukti yang mengarah ke tindak pidana.

"Kalau ada unsur yang mengarah ke pidana akan kami tindak lanjuti," kata Iwan Saktiadi, Sabtu, 24 Desember 2022.

Meski demikian, pihaknya tetap berharap kedua pihak yang berseteru tersebut dapat mengambil langkah damai.

"Kami akan mediasi," ucap Iwan Saktiadi.

Kronologi kejadian keributan di Keraton Surakarta

Konflik Keraton Surakarta baru-baru kembali memanas dalam beberapa waktu terakhir buntut penetapan putra mahkota oleh Paku Buwono XIII.

Penetapan putra mahkota itu ditentang Lembaga Dewan Adat Keraton Surakarta yang diwakili oleh GKR Koes Moertiyah usai kirab budaya.

Gusti Moeng menegaskan bahwa PB XIII telah memiliki putra tertua dari pernikahan sebelumnya, yakni KGPH Mangkubumi.

"Ini adiknya (Purboyo) dipaksa oleh ibunya (permaisuri). Dari ibunya saja gagal, (salah satunya) tidak memenuhi kriteria perawan," katanya pula.

Baca Juga: Ada Masalah! Sehingga Avatar: The Way of Water Gagal Menempati Puncak Box Office di Jepang

Gusti Moeng menilai KGPH Mangkubumi lebih tepat ditetapkan sebagai putra mahkota mengingat yang bersangkutan merupakan putra tertua PB XIII.

"Dia anak laki-laki tertua dari sinuwun (PB XIII), kan harus urut tua. (Penetapan putra mahkota sebelumnya) bisa batal demi hukum, hukum adat dan hukum nasional. (Mangkubumi) sudah dipilih abdi dalem dan sentono dalem," ucap Gusti Moeng.

Putra Mahkota Keraton Kasunan Surakarta, KGPH Purbaya akhirnya angkat bicara terkait konflik di dalam keraton.

"Kita sangat terbuka jika ada suatu musyawarah dan juga saya berharap juga dengan adanya musyawarah secepatnya pasti akan adakan solusi untuk kebaikan kita bersama," kata Purbaya.

Purbaya mengatakan pihak Keraton Solo terbuka untuk musyawarah dengan Lembaga Dewan Adat (LDA).

Purbaya menuturkan persoalan Keraton ini harus diselesaikan kekeluargaan. 

Dia meminta doa dari warga Solo agar konflik internal Keraton Solo bisa segera selesai.***

Editor: Imam Ahmad Fauzan

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x