Kolaborasi terus diupayakan untuk menerjemahkan sketsa dan gagasan Ridwan Kamil.
“Jadi dari coretang tangan. Kemudian kita modelling dengan komputer, dengan parametrik, sehingga setiap titik itu bisa ketemu, dan ada rumus. Dan itu yang terus dielaborasikan oleh Tim Urbane Indonesia,” kata Reza.
Dengan kolaborasi, semua tantangan dalam membangun masjid Al Jabbar bisa dijawab dengan sebaik-baiknya.
“Risetnya macam-macam, dari konseptual, kemudian riset di engineering. Itu memerlukan kolaborasi. Riset pada material kita perlu kerja sama dengan beberapa produk materianl, vendor-vendor dihadirkan, sehingga mereka mempunyai detail yang cukup bagus sehingga tidak terjadi permasalahan-permasalahan,” tutur Reza menjelaskan.
Itulah mengapa dalam proses pembuatan desain Masjid Raya Al Jabbar yang cukup rumit itu melahirkan teknik baru dalam dunia arsitektur khususnya dalam pembuatan masjid.***