Kota di India Jadi Area Pertempuran Dampak Pemerkosaan dan Pembunuhan Gadis Berusia 15 Tahun

- 20 Juli 2020, 15:09 WIB
Kerusuhan di Chopra, Uttar Dinajpur, Bengal, India.
Kerusuhan di Chopra, Uttar Dinajpur, Bengal, India. /

GALAMEDIA - Kematian seorang gadis berusia 15 yang diduga diperkosa hingga dibunuh memicu terjadinya bentrokkan besar antara massa dan aparat kepolisian. Kota Chopra di distrik Uttar Dinajpur, negara bagian Bengal, India, berubah menjadi medan pertempuran.

Massa mengamuk setelah polisi menyebutkan hasil post mortem mengungkapkan bahwa korban meninggal karena keracunan.

Pernyataan polisi itu memicu kemarahan massa. Mereka membakar tiga bus pemerintah dan dua mobil polisi serta merusak sejumlah kendaraan lain.

"Kami menginginkan keadilan,” teriak massal yang mengamuk dan menyerang polisi.

Baca Juga: Polo Srimulat Dirawat di ICU Dengan Tangan Terikat, Berontak Ingin Cabut Selang Ventilator

Kasus kematian korban diseret ke politik, di mana para pemimpin Partai Bharatiya Janata (BJP) mengklaim bahwa korban adalah anggota keluarga pendukung BJP dan dengan demikian dia menjadi sasaran para preman yang didukung oleh Partai Kongres Trinamool yang berkuasa di negara bagian setempat.

Setidaknya 30 orang, termasuk beberapa personel polisi, terluka dalam pertempuran sengit itu. Ketegangan ini terjadi di wilayah itu hingga larut malam.

Daerah di mana dugaan pemerkosaan dan pembunuhan terjadi berada di bawah wilayah Chaturagaj-Sonapur. Korban ditemukan di tepi jalan Ahad pagi hari, sekitar 700 meter dari rumahnya. Korban dibawa ke rumah sakit Chopra dan kemudian ke dirujuk rumah sakit sub-divisi Islampur di mana dokter menyatakan dia telah meninggal.

Baca Juga: Ternyata China Telah Kirim Vaksin Virus Corona ke Indonesia

Keluarga korban mengklaim bahwa ponsel dan jaringan orang yang diduga sebagai pembunuh korban telah ditemukan, tetapi seorang petugas polisi yang meminta ditulis secara anonim menyebutkan, "Sebotol racun juga ditemukan."

Penduduk lokal dan pendukung BJP memblokir jalan raya di Chopra selama berjam-jam. Pada sore hari, massa memblokade kawasan jalan NH-31.

Ketika polisi mencoba untuk membuka blokade, para pengunjuk rasa melemparkan batu. Beberapa bentrokan terjadi dan polisi harus menggunakan tembakan gas air mata untuk mengendalikan situasi.

"Tubuh (korban) telah dikirim untuk pemeriksaan post mortem," kata petugas polisi Kartik Chandra Mondal, seperti dikutip Hindustan Times, Senin (20/7/2020).

Baca Juga: Pakar Statistika UGM Ungkap Berakhirnya Masa Pandemi Virus Corona di Indonesia

Saudara perempuan dari korban mengklaim bahwa korban diperkosa dan dibunuh karena keluarganya mendukung BJP. Dia mengklaim bahwa dirinya adalah pemimpin BJP lokal dan menyalahkan Partai Kongres Trinamool (TMC) yang berkuasa atas insiden tersebut.

Surajit Sen, wakil presiden komite distrik BJP Uttar Dinajpur mengatakan; "Penjahat yang didukung TMC melakukan kejahatan keji."

Gautam Deb, menteri pariwisata negara bagian Bengal, mengecam pembunuhan itu dan menyalahkan BJP karena menggunakan politik kotor atas kematiannya.

"Dua menteri negara (bagian) dan anggota Parlemen akan mengunjungi rumah gadis itu. Kami bersama keluarga (korban)," ujarnya.

Baca Juga: Apa Kabar Kasus Denny Siregar soal 'Santri Calon Teroris' ?

Anggota Parlemen dari BJP, Raju Bista, mengatakan, “Masyarakat setempat memberi tahu saya bahwa dia diperkosa dan diracuni. Dalam beberapa tahun terakhir, Chopra telah melihat peningkatan eksponensial dalam infiltrasi dan kejahatan ilegal. Ini dulunya wilayah yang damai."

Polisi Bengal Barat pada Ahad malam mengatakan dalam serangkaian tweet bahwa laporan awal pemeriksaan post mortem menunjukkan kematian yang disebabkan oleh racun dan tidak menunjukkan tanda-tanda pemerkosaan. Rangkaian tweet itu juga mengatakan bahwa keluarga korban tidak mengajukan aduan dan polisi bertindak sendiri.***

Editor: Dicky Aditya


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x