Bisnis Properti di Australia Menggiurkan, Investor China Diperkirakan Beli $4,8 Miliar Pasar Properti

- 1 Februari 2023, 21:56 WIB
 Investor China Tertarik Berbisnis di Properti Australia
Investor China Tertarik Berbisnis di Properti Australia / Pexels @RODNAE Productions/


GALAMEDIANEWS - Pembeli China dengan cepat kembali ke pasar properti Australia setelah berakhirnya pembatasan Covid dan peningkatan hubungan antar negara menjadi lebih baik dan membuat investasi semakin membaik.

Berakhirnya COVID-19 menjadikan awalan yang baik bagi Investor China membeli properti dari Australia.

Hal ini terjadi karena pertumbuhan ekonomi China pada tahun 2022 lalu mengalami peningkatan meskipun sangat lambat yaitu hanya sekitar 3%.
Hampir 40 tahun warga China mencari peluang investasi keluar dan pasar properti Australia diperkirakan akan mencapai $4,5 miliar pada tahun 2023.

Dilansir dari dailymail.co.uk. Grup teknologi real astat Asia Juwai IQI, peningkatan investasi properti meningkat dua kali lipat dari tahun 2022.

Hal ini menjadikan persaingan investor lokal akan semakin bertambah di Australia. Banyaknya persaingan investor dapat membantu menopang harga properti yang menurun contohnya Kota Melbourne, Sydney, Brisbane, Perth, dan Gold Coast sebagian besar akan mendapatkan dukungan investasi dari China dan Hongkong.

Baca Juga: Lucas NCT Update Video Dance di Instagram, Fans Heboh ‘War is Over’

Hubungan China dan Australia telah membaik semenjak pemilihan Pemerintah Buruh Mei lalu, setelah bertahun-tahun hubungan antar negara tersebut kurang baik yang disebabkan karena tarif ekspor Australia yang sangat mahal dan perselisihan diplomatik tentang asal-usul Covid-19.

Baru-baru ini China kembali mengijinkan visa perjalanan dan penerbangan internasional, dan memerintahkan sebanyak 50 ribu mahasiswa China dari universitas Australia untuk kembali belajar secara langsung di Australia, terutama di Melbourne, Sydney, dan Brisbane.

"Ini akan menjadi kesempatan pertama bagi sebagian besar orang China untuk mengunjungi pasar real estate di luar negeri dalam tiga tahun," kata kepala eksekutif Juwai Kashif Ansari kepada Domain. Perusahaan juga mengatakan Australia tetap menjadi lokasi yang disukai pembeli China, dibandingkan AS dan Kanada.

Peter Li, dari Plus Agency yang berbasis di Sydney dan Shanghai, mengatakan mereka memiliki pemesanan untuk membawa lima atau enam kelompok pembeli China berkeliling properti setiap hari. Ia juga menambahkan prospek investasi rumah, apartemen dan lain-lain.

Menurut Phil Honeywood dari International Education Association of Australia sebagian besar dari masyarakat yang tiba di Australia kebanyakan mereka menyewa dan membeli apartemen sendiri maka dari itu prospek di bidang properti sangat menjanjikan.

Baca Juga: NONTON FILM High and Low The Worst X Cross Sub Indo 1080p HD, Tinggal Klik di Sini

Alasan utama lainnya Australia dilirik oleh investor China adalah populasi China yang turun 850.000 orang sedangkan Australia meningkat 291.000 orang.

Penurunan populasi berarti berkurangnya permintaan properti, sedangkan pertumbuhan populasi berarti permintaan akan properti semakin tinggi.

Penurunan populasi di China memiliki dampak yang signifikan. Hal tersebut didukung oleh pernyataan Mr Chamie kepada South China Morning Post yaitu “Seperti yang terjadi di banyak negara lain di seluruh dunia, kombinasi penuaan demografis dan penurunan populasi biasanya menimbulkan konsekuensi negatif yang serius bagi pasar properti”.

Baca Juga: BANDUNG Bakal Punya JALAN TOL LAYANG Menghubungkan Pasirkoja hingga Pusdai

Melihat peningkatan masuknya 50.000 mahasiswa China ke Australia, para investor China melihat peluang menarik dan diperkirakan sewa di CBD Sydney, Brisbane dan Melbourne naik sekitar 5 persen dalam beberapa minggu mendatang.

Meski harus dilihat apakah kembalinya investor properti China akan berdampak serupa pada harga jual rumah atau tidak.***

Editor: Shiddik Zaenudin

Sumber: Daily Mail


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x