Peristiwa 21 Juli: Belanda Ingkari Perundingan Linggarjati dan Memulai Agresi Militer

- 21 Juli 2020, 08:01 WIB
Iring-iringan truk infanteri Belanda saat Operasi Produk, agresi militer Belanda yang pertama. (Wikimedia Common)
Iring-iringan truk infanteri Belanda saat Operasi Produk, agresi militer Belanda yang pertama. (Wikimedia Common) /

GALAMEDIA - Agresi Militer Belanda I atau "Operatie Product" adalah operasi militer Belanda di Jawa dan Sumatera terhadap Republik Indonesia. Agresi ini dilakukan Belanda dari 21 Juli 1947 sampai 5 Agustus 1947.

Dari kacamata Indonesia, Agresi Militer itu menjadi bukti pengkhianatan Belanda atas hasil perundingan Linggarjati pada 25 Maret 1947. Seperti diketahui, perundingan menghasilkan persetujuan mengenai status kemerdekaan Indonesia.

Namun Belanda punya penafsiran lain. Mereka menyebut Agresi Militer sebagai Aksi Polisionil. Agresi ini merupakan istilah yang dibuat oleh Letnan Gubernur Jenderal Johannes van Mook.

Baca Juga: Hari Ini Penentuan Jatuhnya Hari Raya Idul Adha

Sebelumnya, ia dan pasukannya datang kembali ke Indonesia pada tanggal 23 Agustus 1945. Pasukan Sekutu dan NICA itu mendarat di Sabang, Aceh.

Mereka tiba di Jakarta pada 15 September 1945 atau sebulan setelah Indonesia menyatakan kemerdekaan. Selain membantu Sekutu untuk melucuti tentara Jepang yang tersisa, NICA di bawah pimpinan van Mook punya kepentingan lain.

Atas perintah Kerajaan Belanda, ia menjalankan pidato Ratu Wilhelmina terkait konsepsi kenegaraan di Indonesia. Perjanjian resmi pertama yang dilakukan Belanda dan Indonesia setelah kemerdekaan adalah Perundingan Linggarjati.

Baca Juga: Warner Bros Kembali Tunda Penayangan Film Tenet hingga Batas Waktu yang Tak Ditentukan

Van Mook bertindak langsung sebagai wakil Belanda, sedangkan Indonesia mengutus Soetan Sjahrir, Mohammad Roem, Susanto Tirtoprojo, dan A.K. Gani. Inggris sebagai pihak penengah diwakili oleh Lord Killearn.

Halaman:

Editor: Lucky M. Lukman


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x