Dubes Ukraina Sebut Diplomasi dan Negosiasi Bisa Akhiri Perang

- 23 Februari 2023, 22:48 WIB
 Dubes Ukraina untuk Indonesia Vasyl Hamianin menyampaikan sambutan dalam diskusi “Covering War in Ukraine: the View from Indonesian Journalists” yang diselenggarakan Pusat Kebudayaan Kedubes AS @america di Jakarta, Kamis (23/2/2023) /ANTARA/Yashinta Difa
Dubes Ukraina untuk Indonesia Vasyl Hamianin menyampaikan sambutan dalam diskusi “Covering War in Ukraine: the View from Indonesian Journalists” yang diselenggarakan Pusat Kebudayaan Kedubes AS @america di Jakarta, Kamis (23/2/2023) /ANTARA/Yashinta Difa /

GALAMEDIANEWS - Duta Besar Ukraina untuk Indonesia, Vasyl Hamianin, mengatakan bahwa diplomasi dan negosiasi akan mengakhiri perang yang telah berlangsung hampir setahun di negaranya akibat agresi Rusia.

Perundingan hanya dapat dilakukan jika pasukan Rusia meninggalkan Ukraina dan membebaskan semua wilayah yang telah mereka duduki, kata Vasyl Hamianin pada akhir diskusi "Covering War In Ukraine: The View From Indonesian Journalist", yang digelar oleh Pusat Kebudayaan @america di Kedutaan Besar Amerika Serikat (AS) di Jakarta, Kamis, 23 Februari 2023.

"Dan ketika kita berbicara tentang diplomasi, saya pikir diplomasi sangat bagus dan sangat efektif. Misalnya, mengundang diplomat terbaik di dunia untuk mencoba membujuk Rusia, atau mungkin mengancam Rusia," katanya.

"Diplomasi bisa berhasil dengan membujuk negara yang agresif untuk menghentikan agresinya," tambahnya.

Baca Juga: Ramalan Zodiak Libra Besok 24 Februari 2023: Kesehatan, Cinta, Karir

Vasyl Hamianin juga menekankan bahwa Ukraina terbuka untuk melakukan pembicaraan damai, namun Rusia tidak.

Ia menyebut perjanjian Minsk 1, yang bertujuan untuk membangun gencatan senjata antara pasukan Ukraina dan separatis yang didukung Rusia di Ukraina timur, sebagai "rekayasa" Rusia.

Perjanjian Minsk I, yang ditandatangani pada tahun 2014 dan diperbarui pada tahun 2015 dengan perjanjian Minsk II, juga menetapkan jadwal pemilihan umum di Luhansk dan Donetsk dan mengatur keterikatan kedua wilayah ini dengan Ukraina.

"Perjanjian itu tidak pernah diimplementasikan atau ditegakkan. Itu dibuat secara artifisial. Dengan demikian, hasil dari negosiasi selama delapan tahun adalah agresi total Federasi Rusia di Ukraina," kata Vasily.

Halaman:

Editor: Shiddik Zaenudin

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x