Musuh Mohammed bin Salman Dihukum Ringan, 10 Hakim Kerajaan Arab Saudi Terancam Hukuman Mati

- 16 Maret 2023, 22:11 WIB
Mohammed bin Salman.
Mohammed bin Salman. /Tangkapan layar mohammed_bin_salman_ksa/

 

GALAMEDIANEWS - 10 hakim di Kerajaan Arab Saudi dituduh melakukan pengkhianatan sehingga terancam mendapat hukuman mati. Para hakim tersebut diduga menjadi musuh Perdana Menteri Mohammed bin Salman.

Seperti diketahui, Kerajaan Arab Saudi mempunyai Pengadilan Pidana Khusus atau The Specialized Criminal Court/SCC yang awalnya dibentuk pada 2008 untuk mengadili kasus-kasus terkait terorisme.

Akan tetapi sejauh ini terkesan sering digunakan untuk menghukum perbedaan pendapat dan melakukan pembersihan terhadap yang dianggap sebagai musuh dari putra mahkota Mohammed bin Salman.

Dilaporkan The Washington Post, Kamis, 16 Maret 2023, diungkapkan bahwa 10 hakim tersebut dihukum karena mereka dianggap terlalu “lembek” oleh MBS dan tidak cukup keras dalam menjatuhkan hukuman penjara, kepada orang-orang yang berani mengkritik MBS.

Baca Juga: Soal Aturan Angkutan Barang pada Lebaran 2023, Begini Penjelasan Kemenhub

Kabar tentang kasus hakim telah dibocorkan oleh sumber ke grup Democracy for the Arab World Now, atau DAWN, yang didirikan oleh Jamal Khashoggi, kolumnis kontributor The Post, dan beberapa temannya. Namun Khashoggi dibunuh di tangan regu pembunuh Saudi di konsulat kerajaan di Istanbul Turki pada 2 Oktober 2018.

Walau begitu, dikabarkan para hakim tersebut tidak sepenuhnya memiliki tangan yang bersih. Salah satunya, Abdullah bin Khaled al-Luhaidan, yang bertanggung jawab atas tuduhan terorisme tak berdasar terhadap Loujain al-Hathloul, seorang aktivis hak-hak perempuan yang memimpin kampanye agar perempuan bisa mengemudi.

Baca Juga: Spoiler Chapter 79 Jelaskan Betapa Buruknya Hubungan Boruto dan Kawaki

Dia didakwa "menghasut perubahan pada rezim penguasa dasar" dan dijatuhi hukuman lima tahun delapan bulan penjara, dan dibebaskan bersyarat setelah tiga tahun.

Hakim yang menjatuhkan hukuman terhadap Hathloul tersebut saat ini menghadapi kemungkinan hukuman mati karena dianggap terlalu lembek.

Menurut DAWN, para hakim dipaksa menandatangani pengakuan bahwa mereka terlalu "lembek" dalam kasus yang mereka pimpin. Setidaknya sembilan hakim ditahan pada 11 April tahun lalu dan sejak itu ditahan tanpa komunikasi, ditolak penasihat hukum dan kontak keluarga.

Menurut DAWN, tuduhan makar dilontarkan dalam sidang rahasia pada 16 Februari lalu.

Baca Juga: Boruto Chapter 79 Hadirkan Dewa Eida Jadikan Boruto Sebagai Musuh Konoha, Sasuke Siap Korban Nyawa

Setelah menangkap para hakim, putra mahkota MBS mengganti mereka dengan loyalis, menurut DAWN. Akibatnya, persidangan dan putusan sebelumnya terhadap aktivis politik dan komentator media sosial ditinjau, dan hukuman meningkat secara dramatis.

Salah satu yang menderita adalah Salma al-Shehab, seorang ibu dari dua anak laki-laki yang menyerukan pembebasan Hathloul dalam satu tweet. Hukumannya ditingkatkan dari enam menjadi 27 tahun.

Memimpin kasus 10 hakim tersebut adalah Awadh al-Ahmari, seorang loyalis MBS yang sebelumnya menjabat sebagai penyelidik kejam di kantor kejaksaan.

Baca Juga: Heboh Guru Pengeritik Ridwan Kamil Dipecat, Dinas Pendidikan Buka Suara

Dia adalah bagian dari delegasi Saudi yang dikirim ke Istanbul pada 28-31 Oktober 2018, setelah pembunuhan Khashoggi, konon untuk menyelidiki pembunuhan yang sebelumnya disangkal telah terjadi.

Ketika para pejabat Turki mendesak delegasi Saudi untuk mendapatkan informasi tentang jenazah Khashoggi, perencanaan pembunuhan, dan perincian lainnya, Saudi membungkam, menurut laporan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Tubuh Khashoggi hingga kini tidak pernah ditemukan.

Di bawah kepemimpinan Mohammed bin Salman, Arab Saudi memang semakin terbuka dan mulai liberal, namun tentu orang-orang yang dianggap “berbahaya” bagi kerajaan akan segera dibungkam, mulai dari mahasiswa,aktivis, dosen, orang biasa bahkan hingga ulama.***

Editor: Shiddik Zaenudin


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x