Penanganan Stunting dan Kemiskinan Ekstrem di Papua Barat Tahun 2023

- 23 Maret 2023, 10:53 WIB
Permasalahan Stunting dan Kemiskinan Ekstrem di Papua Barat menjadi perhatian bagi Pemerintah Pusat
Permasalahan Stunting dan Kemiskinan Ekstrem di Papua Barat menjadi perhatian bagi Pemerintah Pusat /

GALAMEDIANEWS - Penambahan Pos Layanan Terpadu (Posyandu) serta pelatihan para kader di desa dalam melakukan pengukuran bayi secara akurat adalah salah satu langkah percepatan perluasan cakupan untuk mengejar target pengukuran bayi hingga 90 persen di desa-desa di wilayah Papua Barat.

Hal itu ditegaskan Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy saat memimpin Road Show Dialog Stunting dan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem secara daring pada Selasa 21 Maret 2023.

“Selain penambahan USG dan antropometri, penambahan Posyandu juga diperlukan, termasuk pelatihan kader-kader desa seperti bidan desa, penggerak PKK, dan tenaga kesehatan lainnya untuk penggunaan alat-alat tadi (USG dan antropometri),” ucap Menko PMK Muhadjir Effendy. 

Baca Juga: BERPRESTASI! 3 SMA Terbaik di Jambi Berdasarkan Nilai UTBK, Cek Apakah Sekolah Kamu Ada?

Provinsi Papua Barat dan Barat Daya menjadi Wilayah Ke-23 dan 24 yang di sisir permasalahan stunting serta kemiskinan ekstremnya oleh Kemenko PMK. Sebelumnya dalam dialog, menurut Bupati Pegunungan Arfak Yosias Saroy menyampaikan bahwa Kabupaten Pegunungan Arfak menjadi wilayah yang angka stuntingnya paling tinggi di Papua Barat yaitu sebesar 51,5 persen.

Hal tersebut dikarenakan minimnya akses dan kualitas pelayanan kesehatan, seperti rendahnya cakupan bayi yang mendapatkan imunisasi dasar lengkap, kurangnya sarana dan prasarana air bersih yang layak, serta masih ditemukan balita yang tidak mendapatkan makanan tambahan.

Baca Juga: Menko PMK Akan Melakukan Konvergensi Program untuk Cegah Stunting dan Hapus Kemiskinan Ekstrem

“Harapan kami pemerintah pusat dapat memberikan bantuan dalam pembangunan sarana dan prasarana air bersih, serta pembangunan Puskesmas, Puskemas Pembantu, dan Polindes untuk memenuhi standar kesehatan,” kata Bupati Pegunungan Arfak Yosias Saroy.

Sementara itu, Kabupaten Teluk Bintuni memiliki angka stunting paling rendah, yakni sebesar 22,8 persen. Sedangkan rata-rata nasional 21,6 persen pada 2022. Sementara itu menurut Bupati Teluk Bintuni, Petrus Kasihiw, mengatakan  telah melakukan pemetaan program untuk penyediaan intervensi gizi spesifik dan sensitif. 

“Sebelumnya kami melakukan pendataan terhadap berbagai data yang ada di lapangan. Seperti sebaran sarana dan prasarana kesehatan, ketersediaan jaringan sumber daya air yang telah terbangun. Serta   pendataan program-program terkait kesiapan maupun ketersediaan bahan makanan bergizi bagi masyarakat Teluk Bintuni,” ucap Bupati Teluk Bintuni, Petrus Kasihiw.

Setelah pendataan tersebut dilakukan Pemkab Teluk Bintuni memutuskan program apa saja yang akan direkomendasikan perbaikan alokasinya.  Baik melalui realokasi ataupun penambahan alokasi program. Kemudian mendorong konvergensi program intervensi spesifik dan sensitiv yang mendukung penurunan stunting hingga tingkat desa atau kelurahan.

Baca Juga: Memperingati Peristiwa Bandung Lautan Api, Begini Sejarahnya

Lebih lanjut, tingkat kemiskinan ekstrem di Provinsi Papua Barat mengalami penurunan dari tahun 2021 sebesar 10,28 persen menjadi 9,43 persen di tahun 2022. Hal yang sama juga dialami oleh Provinsi Papua Barat Daya dimana angka kemiskinan esktremnya turun dari 9,05 persen menjadi 7,37 persen. 

Kabupaten Sorong merupakan salah satu wilayah dengan angka kemiskinan ekstremnya menurun, yakni sebesar 14,86 persen di tahun 2021 menjadi 12,09 persen pada tahun 2022. Hal tersebut menurut Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Sorong Suroso, dipicu oleh program kemitraan dan peningkatan akses layanan dasar serta konektivitas wilayah. 

Menanggapi hal tersebut Menko Muhadjir mengapresiasi langkah-langkah yang telah dilakukan oleh pemerintah daerah dalam menghapus kemiskinan ekstrem dan penurunan angka stunting. Koordinasi dan sinkronisasi program menjadi kunci menekan kedua isu prioritas tersebut.

“Kebijakan yang telah dilakukan sangat bagus dan terus ditingkatkan, penanganan kedua isu prioritas ini (kemiskinan ekstrem dan stunting) dapat dilakukan secara simultan karena keduanya saling berkaitan satu sama lainnya,” kata Menko PMK Muhadjir.  ***

Editor: Tatang Rasyid

Sumber: Kemenko PMK


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x