Heboh Semburan Api di Rest Area Tol Cipali, Badan Geologi Turunkan 3 Tim Ahli ke Lokasi, Begini Hasilnya

- 27 April 2023, 17:41 WIB
Semburan api terjadi di Rest Area KM 86 Tol Cipali, Kabupaten Subang, Jawa Barat, Rabu 26 April 2023, Badan Geologi terjunkan 3 tim ahli
Semburan api terjadi di Rest Area KM 86 Tol Cipali, Kabupaten Subang, Jawa Barat, Rabu 26 April 2023, Badan Geologi terjunkan 3 tim ahli /ANTARA/HO-Humas Polda Jawa Barat



GALAMEDIA NEWS -  Heboh semburan gas hingga keluar api di rest area Cipali km 86 B. Semburan api tersebut menjadi viral mengingat Tol Cipali sekarang sedang menjadi perhatian dipakai tulang punggung arus mudik Lebaran 2023.

Semburan gas hingga keluar api di rest area Tol Cipali tersebut hingga Kamis 27 April 2023 tidak kunjung padam. Karena itulah pihak Badan Geologi langsung turun dengan melakukan tanggap darurat atas semburan gas hingga keluargas tersebut.

Badan Geologi dalam keterangannya telah menurunkan tiga orang ahli untuk melakukan penyelidikan terhadap fenomena tersebut.

Kepada wartawan disebutkan tiga tim ahli penyidik itu adalah Indra Nurdiana S.T., M.T,, Iwan Sukma Gumilar S.T., M.Sc dan Andri Perdana Putra, S.T., M.T.

Baca Juga: BANDUNG Lautan Sampah, Penumpukan Terjadi di 55 TPS Usai Lebaran 2023

Dilaporkan dari hasil pengamatan di lapangan ditemukan adanya semburan gas yang terbakar hingga menghasilkan korbaran api mencapai ketinggian 12 meter.

Akibat kobaran api yang besar itu tim mengalami kesulitan dalam pengambilan sampel gas untuk mengujian laboratorium.

Namun tim tersebut memperoleh beberapa informasi seperti dari kepolisian yang menyebutkan semburan gas tersebut berasar dari sumur bor artesis yang digunakan sebagai sumur air tanah dengan keadalaman 40 hingga 100 meter.

Sementara dari sumber Pertamina EP yang berada di lokasi menyebutkan dalam radius sektiar 2 km ke selatan terdapat sumur eksplorasi gas yang aktif.

Begini Hasil Tim Peneliti Geologi

Lokasi sumur semburan gas berada di koordinat  -6.47245018449493, 107.58624772214222, termasuk ke dalam Peta Geologi Lembar Pamanukan, Jawa Barat. Secara geologi, lokasi sumur  berada pada satuan batuan alluvium asal volkanik batupasir tuffaan dan konglomerat yang berumur Kuarter.

Adapun batuan penyusun di bawah satuan lapisan alluvial tersebut, mengacu pada Peta Geologi Lembar Bandung adalah Formasi Citalang berumur Pliosen Atas, Formasi Kaliwangu berumur Pliosen Bawah dan Formasi Subang berumur Miosen Akhir (Gambar 2). 

Satuan batuan tersebut tersingkap di daerah Subang dan sekitarnya dan menerus di bawah permukaan hingga lokasi sumur berada seperti ditampilkan pada penampang seismik 2D.


Petroleum system pada Cekungan Jawa Barat Utara adalah sebagai berikut:

1). Source Rock

Tiga source rock utama pada Cekungan Jawa Barat Utara yaitu lempung lakustrin (oil-prone) pada Formasi Banuwati atau Formasi Jatibaran,  batubara fluvial delta dan lempung (minyak dan gas ) pada Formasi Talang Akar Atas, dan marine shale (biogenic gas) pada Formasi Parigi dan Formasi Cisubuh.

Baca Juga: Ridwan Kamil Minta Pembangunan Transportasi Publik di Cekungan Bandung jadi Prioritas

2). Reservoir
Semua Formasi dari Jatibarang sampai Parigi merupakan interval dengan sifat fisik reservoir yang baik sehingga banyak lapangan  dengan cadangan yang besarterutama pada reservoir batupasir dan Formasi Talang Akar. Selain itu produksi telah dilakukan pada fracture reservoir di batuan volkanoklastik dari Formasi Jatibarang.

3). Penutup
Formasi yang bertindak sebagai lapisan penutup utama adalah Formasi Cisubuh karena Formasi ini memiliki litologi yang kedap yang cocok sebagai penghalang bagi hidrokarbon untuk bermigrasi lebih lanjut

4). Trap
Cebakan di Cekungan Jawa Barat Utara dipengaruhi oleh evolusi tektonik sepanjang batas selatan dari Kraton Sunda, tipe struktur geologi dan mekanisme jebakan yang hampir sama berupa dome anticlinal yang lebar dan cebakan dari blok sesar. Pada beberapa area,  reservoir reef build up, perangkap stratigrafi juga berperan.

5). Migrasi
Pada Cekungan Jawa Barat Utara, saluran utama untuk migrasi lateral berupa celah batupasir yang mempunyai arah utara-selatan dari Formasi Talang Akar Formasi Cibulakan Atas. Sesar juga merupakan i saluran utama untuk migrasi vertikal dengan transportasi yang cepat bersamaan dengan periode tektonik aktif dan pergerakan sesar.

Baca Juga: Arus Balik Lebaran 2023: 22.825 Orang Masuk ke Kota Bandung dengan Bus

Pada sekitar lokasi semburan terdapat sumur PSJ-P1 dan  PJN-P1 dengan kedalaman maksimal di 1076 meter untuk sumur PJN-P1. Pada sumur PJN-P1 dapat diketahui bahwa sampai dengan kedalaman 860 meter terdapat zona yang memiliki potensi sebagai penghasil dan penyimpan gas. Formasi ini diinterpretasikan sebagai formasi cisubuh yang berumur Pliosen hingga pleistosen.

Lokasi semburan berada pada antiklin berarah relative barat- timur yang termasuk dalam Lapangan Pasirjadi. Dimana geometri dari lapangan tersebut sesuai dengan gambaran bawah permukaan dari data seismic yaitu antiklin berarah relative barat – timur.

Lokasi semburan berada pada antiklin berarah relative barat- timur yang termasuk dalam Lapangan Pasirjadi. Dimana geometri dari lapangan tersebut sesuai dengan gambaran bawah permukaan dari data seismic yaitu antiklin berarah relative barat – timur.

Berdasarkan penampang seismik, dapati diketahui kondisi bawah permukan di lokasi tersebut. Sumur berada di puncak antiklin yang cukup besar dan ditutupi oleh lapisan alluvial volkanik yang cukup tipis sekitar 200 meter.

Baca Juga: 3 Lokasi Pusat Kuliner Enak di Bandung, Cocok Buat Destinasi Wisata Libur Lebaran 2023

Karakteristik puncak antiklin merupakan zona lemah dan umumnya mengalami peretakan maupun perekahan sehingga memungkinkan gas biogenic maupun termogenik dari formasi di bawahnya (Formasi Cisubuh)  untuk dapat menyusup keluar.

Dari karakter seismic dapat dilihat bahwa formasi cisubuh dan formasi di bawahnya memiliki zona-zona bright spot yang berpotensi mengandung gas yang memiliki tekanan yang dapat berpotensi menyemburkan gas apabila kestabilan batuan penutupnya (endapan kuarter dan vulkanik) terganggu kesetimbangannya. Baik oleh factor alami maupun aktifitas manusia.

Batuan kuarter dan vulkanik yang dapat menahan keluarnya gas pada daerah semburan relative tipis (200 meter)  dan rentan terhadap potensi semburan.

 

Kesimpulan dan Saran

 -    Formasi Cisubuh dan Formasi di bawahnya memiliki potensi besar mengandung gas biogenic maupun termogenik terlihat dari bgright spot pada penampang seismic.

-    Terdapat Struktur Antiklin berarah barat – timur yang tererosi pada puncaknya dengan Formasi penutup berumur kuarter yang tipis ( 200 meter) memiliki potensi gas untuk lepas ke permukaan baik akibat aktivitas alami maupun manusia.

-    Semburan Gas pada lokasi Rest Area KM 86B kemungkinan besar berasal dari Gas Biogenik Formasi Cisubuh berumur Pliocene-Pleistocene.

-    Diperlukan pengambilan sampel gas untuk menentukan karakteristik gas tersebut apakah biogenik, termogenik atau campuran keduanya. Dari karakteristik tersebut dapat ditentukan sumber gasnya, baik berupa kantong gas dangkal yang bersifat biogenik atau gas dalam termogenik yang terakumulasi dan tercebak di bawah antiklin km 88B. Hal ini perlu dilakukan terkait dengan durasi dan besarnya semburan gas yang diperlukan untuk penanganan semburan serta antisipasi resiko di kemudian hari.

-    Perlu dilakukan pemetaan potensi Gas Biogenik pada daerah Jawa Barat Utara terkait dengan resiko kebencanaan pengeboran sumur air dan aktifitas lainnya, serta pemanfaatan Gas biogenic ini untuk kepentingan masyarakat secara lebih luas

-    Perlu dilakukan pengamanan lokasi di sekitar semburan karena resikonya besar untuk adanya aktifitas di sekitar lokasi semburan, sampai dengan semburan berhenti atau termitigasi secara Teknik.

-    Perlu dilakukan mitigasi terkait semburan gas dengan fasilitas standar yang memadai baik berupa pembuatan flare maupun plugging dan sementing sesuai dengan kondisi teknis yang terbaik.***

Editor: Ryan Pratama


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah