GALAMEDIANEWS - Kementerian Pertahanan Israel menyatakan pihaknya berhasil melakukan uji coba sistem pertahanan rudal canggih yang mampu menangkal serangan balistik jarak jauh.
Sejauh ini Israel mengembangkan sistem pertahanan berlapis yang melindungi negara mulai dari lapisan atmoster dengan Iron Dome. Sistem berlapis dipilih dengan keyakinan perang di masa depan sangat mungkin menyasar Israel dari berbagai penjuru.
Menteri Pertahanan Benny Gantz mengatakan uji coba rudal penangkal atau interseptor Arrow-2 ini bagian dari upaya teknologi Israel yang betekad memastikan mereka selalu selangkah lebih maju dari musuh.
Baca Juga: Dandim 0611/Garut Buka Pembinaan Peta Jarak Jaring Teritorial TW III TA 2020
Dikutip Galamedianews dari DailtMail, Jumat (14 Agustus 2020) uji coba dilakukan semalam di Israel tengah, bekerja sama dengan Badan Pertahanan Rudal AS.
Arrow-2 adalah bagian dari sistem berlapis yang telah dikembangkan Israel untuk bertahan dari roket jarak pendek dan menengah yang ditembakkan dari Gaza dan Lebanon, serta rudal jarak jauh Iran.
Termasuk dalam pertahanan berlapis Israel yaitu Iron Dome, David's Sling dan Arrow-3 yang diklaim mampu manahan ancaman dari luar atmosfer. Israel dan Amerika Serikat bersama-sama menguji Arrow-3 tahun lalu di Alaska.
Sistem yang dikembangkan Israel Aerospace Industries dan raksasa penerbangan AS Boeing ini mulai beroperasi pada Januari 2017. Arrow-2 telah digunakan lebih lama dan dalam beberapa tahun terakhir ikut diturunkan untuk melawan rudal Suriah.
Sistem pertahanan udara berlapis Israel dirancang untuk mengatasi perang di masa depan dengan asumsi Israel akan menjadi sasaran tembakan rudal besar-besaran yang menyasar seluruh bagian negara. Sistem roket Arrow dirancang untuk mencegat rudal jarak jauh, termasuk dari luar atmosfer.
Moshe Patel yang mengepalai organisasi pertahanan rudal Kementerian Pertahanan mengatakan, Iran menjadi ancaman paling dekat tetapi Arrow dipastikan dapat mengatasi serangan dari Irak, Suriah, dan tempat lainnya.***