Dokter Ungkapkan Obat Pasien Covid-19 yang Biasa Digunakan di Indonesia

- 18 Agustus 2020, 15:32 WIB
Ilustrasi obat Covid-19.
Ilustrasi obat Covid-19. /AFP /ANDREW CABALLERO-REYNOLDS/

GALAMEDIA - Tak hanya di Indonesia, hingga saat ini belum ada terapi spesifik untuk pasien Covid-19 (virus corona) di seluruh dunia.

Hal itu diungkapkan Ketua Perhimpunan Dokter Paru Indonesia, DR. dr. Agus Dwi Santoso, Sp.P (K) saat video conference di Graha BNPB Jakarta Selasa 18 Agustus 2020.

Berdasarkan gejalanya, lanjut dia, sebanyak 81% tanpa gejala, ringan dan sedang, 14% berat dan 5% itu kritis.

"Kita sudah mengeluarkan pedoman tatalaksana Covid-19, mengobati pasien berdasarkan sekuriti, karena masing-masing sekuriti punya pilihan obat," kata Agus.

Baca Juga: Dekalarasikan KAMI, Din Syamsudin Ungkap Kemungkinan Ditekan dan Diintimidasi

Berdasarkan pilihan yang berasal dari literatur, lanjut Agus, jika tak ada gejala cukup diberikan vitamin atau juga obat imunomodulator baik yang tradisional maupun modern yang sudah mendapatkan izin di Indonesia.

Kemudian kalau ringan, sedang, berat, dari perhimpunan menurutnya ada panduan dan pedoman.

"Saat ini memang belum ada terapi spesifik, belum ditemukan. Tapi kita membuat pilihan berdasarkan literatur dan profesi, ada pilihan 1, 2, 3, 4," ujarnya.

Baca Juga: Di Masa Pandemi Covid-19, Upah Buruh Harian Mengalami Kenaikan

Pilihan pertama terdiri dari Azitromisin atau Levofloksasin, Klorokuin atau Hidroksiklorokuin, Oseltamivir dan Vitamin.

Untuk pilihan kedua, ia menyebutukan, Azitromisin atau Levofloksasin, Klorokuin atau Hidroksiklorokuin, Favipiravir dan Vitamin.

Sedangkan untuk pilihan ketiga Azitromisin atau Levofloksasin, Klorokuin atau Hidroksiklorokuin, Lopinovir+Ritonavir dan Vitamin.

Pilihan keempat adalah Azitromisin atau Levofloksasin, Klorokuin atau Hidroksiklorokuin, Remdesivir dan Vitamin.

Baca Juga: Meski Hubungan Diplomatik Membaik, Israel Tetap Tentang Amerika Serikat Jual F-35 ke Uni Emirat Arab

"Untuk pilihan keempat kita tak ada, karena kita tak tersedia remdesivir (obat asal Rusia). Kalau untuk 1,2,3 di Indonesia ada," tegasnya.

Sejauh ini, lanjutnya, obat-obat tersebut yang sudah digunakan di Indonesia. Ini dilakukan sejak ada kasus di Indonesia.***

Editor: Dicky Aditya


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x