Sehat atau Lebay? Pengunjung Wajib Pesan Menu Sesuai Berat Badan Pengelola Restoran Minta Maaf

- 21 Agustus 2020, 12:25 WIB
galamedianews.com
galamedianews.com /galamedianews.com

GALAMEDIANEWS - Sebuah restoran di China akhirnya meminta maaf atas kebijakan kontroversialnya. Bagaimana tidak, mereka meminta pengunjung untuk menimbang badan sebelum masuk. Ini saking semengatnya pengelola menanggapi
kampanye nasional melawan limbah makanan.

Restoran dengan menu daging sapi di pusat kota Changsha itu mendapat kritik keras di media sosial setelah mengumumkan kebijakan tadi. Dikutip Galamedianews dari DailyMail, Jumat (21 Agustus 2020) pelanggan wajib timbang badan untuk memenuhi data yang kemudian dimasukkan dalam aplikasi khusus.


Berdasar berat badan, aplikasi akan mengukur nilai kalori dan  merekomendasikan pilihan menu. Laporan China News Service yang dikelola pemerintah menyebut, Presiden Xi Jinping minggu ini mendesak rakyat untuk berhenti membuang-buang makanan.

Warga diminta mengonsumsi pangan sesuai kebutuhan karena pandemi virus korona dan banjir sejak bulan lalu telah menyebabkan kenaikan harga bahan makanan.

Sebagai tanggapan, sejumlah kelompok katering  mendesak pelanggan untuk memesan satu hidangan lebih sedikit dari jumlah pemesanan. Selama ini warga biasa  memesan makanan tambahan saat makan bersama.

Peringatan pun ditempel di sejumlah restoran guna mengingatkan hemat menu. Tapi persoalannya keharusan menimbang badan dianggap sebagian menyinggung dan tak sedikit yang menyebutnya membuat orang malu.

Namun rupanya ada restoran yang menginterpretasikan kampanye presiden ini dengan membatasi menu sesuai berat badan. Banjir komentar pedas, restoran yang tak disebutkan namanya itu pun meminta maaf.

“Niat awal kami adalah menghentikan sampah makanan dan memesan menu dengan cara yang sehat. Kami tidak pernah memaksa pelanggan  menimbang badan,” ungkap perwakilan resti melalui postingan online.

Baca Juga: Pagi Tadi, Pemkab Sumedang Semprotkan Disinfektan Serentak di 26 Kecamatan

Media pemerintah China juga ‘menyatakan perang’ terhadap video makan dalam porsi besar atau mukbang. Kanal sejumlah platform streaming pun berjanji akan menutup akun yang mempromosikan makan berlebihan dan pemborosan makanan.***

Editor: Mia Fahrani

Sumber: Daily Mail


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x