Zona Hijau Tak Jamin Aman, Penentuan Zonasi Warna Tidak Cerminkan Kondisi Asli di Daerah?

- 25 Agustus 2020, 17:32 WIB
Ilustrasi pasien virus corona.
Ilustrasi pasien virus corona. /PIXABAY/Tumisu

GALAMEDIA - Satgas Penanganan Covid-19 terus mengimbau agar protokol kesehatan tetap dijalankan secara ketat di seluruh zona penyebaran virus Corona (COVID-19). Status zona hijau tidak serta merta membuat suatu wilayah aman dari wabah virus Corona.

Juru bicara Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengatakan setiap zona penyebaran Corona memiliki risiko yang bervariasi. Menurutnya, daerah yang dinyatakan zona hijau belum tentu daerah yang memiliki resiko nol Corona.

"Meskipun salah satu warnanya adalah hijau tidak serta merta risiko di daerah zona hijau adalah nol. Konteksnya pandemi di seluruh dunia, maka dari itu zona-zona yang ada termasuk yang hijau memiliki risiko yang bervariasi antara merah, oranye, kuning dan hijau," kata Wiku dalam konferensi pers yang disiarkan di akun YouTube Sekretariat Presiden, Selasa 25 Agustus 2020.

"Zona hijau pun memiliki risiko. Untuk itu protokol kesehatan tetap harus dijalankan dengan ketat untuk seluruh zona yang ada," sambungnya.

Juru bicara Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito.
Juru bicara Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito. BNPB Indonesia


Hari ini Wiku mengungkapkan ada 22 kabupaten kota dengan risiko tinggi, 223 kabupaten kota dengan risiko sedang, dan 195 daerah dengan risiko rendah. Ada juga, sebanyak 44 daerah yang tidak ada kasus baru serta 30 wilayah yang tidak terdampak Corona.

Baca Juga: Lebih Tinggi dari Angka di Dunia, Pasien Sembuh Covid-19 di Indonesia Melonjak 3 Kali Lipat

"Pada saat mulai start pencatatan di bulan Mei, jumlah kabupaten kota yang tidak terdampak jumlahnya cukup banyak 102, dan sekarang tinggal 30."

"Ini harus kita jaga betul supaya tetap ada daerah-daerah karena bentuk negara kita yang kepulauan. Kami berharap daerah-daerah yang tidak terdampak tetap bisa dijaga dan daerah yang resiko tinggi, sedang dan daerah bisa berpindah menjadi daerah yang tidak ada kasus baru," katanya.


Penjelasan warna

Soal zona yang didasarkan pada warna, Wiku mengatakan pelabelan warna pada suatu daerah didasarkan penelusuran (surveilans) hingga data yang dimiliki rumah sakit (RS).

"Peta zonasi risiko dibuat menggunakan indikator kesehatan masyarakat, ada tiga, yaitu epidemiologi, surveilans kesehatan masyarakat, dan pelayanan kesehatan."

"Semua indikator ini berbasis pada data pencatatan di mana sumbernya adalah data surveilans dan database RS online yang dicatat Kemenkes," katanya.

Dia mengatakan penentuan zona suatu daerah didasarkan sumber terbaik. Setelah data dinilai maka suatu daerah ditentukan label warnanya.

Baca Juga: Tingkat Infeksi Meningkat 4 Kali Lipat, Resor Kaum Nudis Terbesar di Dunia Dilibas Virus Corona

Berikut skor yang menentukan label warna suatu zona:

- Zona merah (risiko tinggi) bila suatu daerah mendapat skor 0 - 1,80.

- Zona oranye (risiko sedang) bila suatu daerah mendapat skor 1,81 - 2,40.

- Zona kuning (risiko rendah) bila suatu daerah mendapat skor 2,41 - 3,00.

- Zona hijau (tak ada kasus) bila suatu daerah tak tercatat kasus positif atau pernah terdapat kasus namun tidak ada penambahan kasus baru dalam 4 minggu terakhir dan angka kesembuhan 100%.

Persebaran paparan Covid-19 di Indonesia per 25 Agustus 2020 di tiap provinsi.
Persebaran paparan Covid-19 di Indonesia per 25 Agustus 2020 di tiap provinsi. Twitter @BNPB_Indonesia


"Dan ini sumber data terbaik yang dimiliki Indonesia. Pada pendataan dan juga perhitungan, maka dilakukan skoring dan pembobotan dari indikator kesehatan tadi, dibagi menjadi empat warna yaitu merah, oranye, kuning, dan hijau," ujarnya.

Dia mengatakan penggunaan empat warna untuk label zona tersebut lazim digunakan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan juga direkomendasikan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Dia mengatakan keakuratan penghitungan data tersebut bergantung pada ketersediaan data.

Wiku mengatakan kualitas data terus ditingkatkan kementerian dan lembaga. Namun Wiku mengingatkan, meski suatu zona masuk kategori hijau, tidak boleh dianggap sepenuhnya aman.

Baca Juga: Gerbang Resesi di Depan Mata, All Out Belanja Pemerintah Sia-Sia Jika Dua Sektor Ekonomi Ini Negatif

"Ini adalah cara pemerintah Indonesia untuk mengendalikan kasusnya yang berbasis pada pendataan wilayah masing-masing. Meskipun salah satu warnanya adalah hijau tidak serta merta risiko di daerah zona hijau adalah nol."

"Konteksnya pandemi di seluruh dunia, maka dari itu zona-zona yang ada termasuk zona hijau punya variasi risiko antara merah, oranye, kuning, dan hijau. OKI protokol kesehatan tetap harus dijalankan dengan ketat," ujar dia.

Halaman:

Editor: Dicky Aditya


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x