"Mudah-mudahan saja berdampak pula pada harga sayuran," harapnya.
Enggan memanen
Terus anjloknya harga komoditas sayuran membuat petani enggan memanen hasil tanamnya, terutama tomat. Pasalnya, jika dipanen malah akan menambah pengeluaran.
"Ongkos angkut itu mahal. Bahkan lebih mahal ongkos angkut ketimbang harga jual tomatnya sendiri," keluh Dudi Kustiana seorang petani sayuran di Kampung Sukamanah Desa Langensari, Kecamatan Lembang.
Baca Juga: Yoga Novan Laporkan Kejadian Penembakan pada Dirinya, Polisi Langsung Gerak Cepat
Ia mengatakan, pandemi Covid-19 menyebabkan permintaan sayuran menurun. Dia mencontohkan, jarangnya pesta pernikahan berdampak terhadap menurunnya permintaan sayuran.
“Biasanya kalau musim nikah harga sayuran cukup tinggi karena banyak permintaan,” kata Dudi.
Kondisi ini diperparah lagi dengan kemarau. Dalam kondisi cuaca seperti sekarang ini, beban pengeluaran petani bertambah.
Baca Juga: Mulai Besok, Pengadaan Uang Pecahan Rp75.000 Ditambah Dua Kali Lipat
"Biasanya kupu-kupu dan ulat akan bermunculan dengan menyerang bagian daun dan batang. Tapi karena enggak ada modal, banyak petani yang membiarkannya," imbuhnya.