Mengapa Orangtua Harus Berhati-hati dalam Mengunggah Foto Anak?

- 30 Juli 2023, 20:45 WIB
Screenshot kampanye iklan Deutsche Telekom
Screenshot kampanye iklan Deutsche Telekom /
GALAMEDIANEWS - Pentingnya Privasi Anak di Era Media Sosial dan AI
 
Di era digital yang terus berkembang, media sosial telah menjadi wadah utama bagi orangtua untuk berbagi momen indah anak-anak mereka dengan dunia.
 
Namun, perlu diingat bahwa berbagi foto anak secara terbuka dapat membawa risiko serius yang sering kali diabaikan.
 
Dalam dunia yang didominasi oleh kecerdasan buatan (AI) seperti saat ini, risiko oversharing foto anak menjadi semakin kompleks dan berbahaya.
Bersamaan dengan meningkatnya popularitas media sosial, teknologi AI juga semakin berkembang pesat. Salah satu contoh terbaru adalah kampanye iklan Deutsche Telekom yang menggunakan teknologi AI untuk menghadirkan sosok "Ella," seorang gadis berusia 9 tahun yang secara virtual menjadi dewasa.
 
Iklan ini bertujuan untuk menyadarkan orangtua tentang potensi risiko dan konsekuensi dari mengunggah foto anak secara berlebihan di dunia digital.

"Ella" dalam iklan tersebut dengan tegas menegaskan, "Bagi kalian, foto-foto ini hanya kenangan, tapi bagi orang lain, itu adalah data. Dan bagi saya, mungkin awal dari masa depan yang mengerikan." Iklan ini memang fiktif, namun pesan yang disampaikannya nyata dan menimbulkan keprihatinan.
 
Satu dari banyak risiko oversharing foto anak adalah privasi dan keamanan anak yang terancam. Foto-foto yang diunggah di media sosial bisa diakses oleh siapa saja, termasuk orang-orang yang tidak dikenal. Hal ini meningkatkan risiko pelecehan atau penyalahgunaan identitas anak.
Lebih lanjut lagi, teknologi AI generative kini mampu menciptakan replika yang sangat meyakinkan dari wajah dan suara anak. Potensi bahaya yang mengintai adalah konten palsu yang dapat mencoreng reputasi anak, atau bahkan menciptakan materi pornografi anak.
 
Selain itu, foto-foto anak yang diunggah secara terbuka di media sosial dapat dimanfaatkan oleh pihak-pihak jahat untuk kepentingan lain. Identitas anak dapat dicuri, dan foto-foto tersebut bisa digunakan untuk kejahatan seperti pencurian identitas.

Para ahli telah mengidentifikasi berbagai bahaya dari "sharenting," yakni istilah yang merujuk pada kebiasaan orangtua berbagi konten tentang anak-anak secara online.
 
Data dari Barclays Bank bahkan menunjukkan bahwa pada tahun 2030, 7,4 juta kasus penipuan identitas per tahun dapat terkait dengan perilaku oversharing orangtua di media sosial.
Maka dari itu, penting bagi orangtua untuk menjaga privasi anak dengan bijaksana. Ada beberapa langkah yang dapat diambil, seperti memilih pengaturan privasi yang ketat di akun media sosial, hanya berbagi foto dengan keluarga dan teman terdekat, serta mengajarkan anak tentang pentingnya keamanan online.

Melindungi privasi anak di era AI dan media sosial bukanlah tugas yang mudah, namun kesadaran akan resiko nya adalah langkah awal yang penting.
 
Mari berbagi momen bahagia dengan bijaksana dan bertanggung jawab, karena masa depan anak-anak kita harus dijaga dari dampak negatif dunia digital yang semakin kompleks ini.***

Editor: Ryan Pratama

Sumber: Good Morning America


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x