Sakit Hati Berujung Pembunuhan, Normalkah Sakit Hati Disalurkan dengan Membunuh?

- 28 Agustus 2023, 06:23 WIB
Pembunuhan Dosen UIN Surakarta, Motif pelaku sakit hati
Pembunuhan Dosen UIN Surakarta, Motif pelaku sakit hati /ilustrasi freepik/pijpyx/

Sedangkan, mengekspresikan kemarahan dengan cara-cara agresif dan membahayakan sekitar, adalah marah yang tidak wajar. “Namun perlu diketahui, ada beberapa respon yang dapat digolongkan sebagai hal yang tidak wajar dan bisa membahayakan, misalnya berteriak, membentak, merusak benda, atau bahkan memukul orang atau benda. Respon yang tidak wajar ini dapat mengarah pada Intermittent Explosive Disorder,” tulisnya.

Amarah Ekstrim yang Tak Terkendali

Amarah yang tidak terkendali, dikategorikan sebagai gangguan yang sifatnya tidak normal dan membahayakan. Kemarahan yang demikian, bersifat agresif dan perilakunya tidak bisa diprediksi apa yang akan dilakukannya.

“Intermittent Explosive Disorder merupakan sebuah gangguan saat seseorang mengalami kegagalan dalam mengontrol rasa marahnya dan memiliki dorongan-dorongan untuk bertindak secara kasar. Saat ada masalah, bahkan masalah kecil sekalipun, amarahnya dapat “meledak-ledak”, tulis Novensia.

Kasus pembunuhan Dosen UIN yang menurut pelaku bermotifkan sakit hati, merupakan suatu bentuk kemarahan yang tidak wajar, tidak terkendali dan membahayakan. Oleh karenanya, penting mengelola rasa amarah, agar lebih terkendali dan tidak membahayakan diri sendiri ataupun lingkungan.***

Halaman:

Editor: Tatang Rasyid

Sumber: Antaranews


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah