Lima Kebakaran Besar Terjadi di Garut dalam Sepekan Terakhir

- 30 Agustus 2020, 19:25 WIB
Petugas Disdamkar Kabupaten Garut saat memadamkan kobaran api yang membakar rumah warga di Kampung Bojong Cikawung RT 02 RW 02, Desa Bojong Kaler, Kecamatan Pameungpeuk, Kabupaten Garut, Jumat 28 Agustus 2020 lalu. (Agus Somantri/galamedianews)
Petugas Disdamkar Kabupaten Garut saat memadamkan kobaran api yang membakar rumah warga di Kampung Bojong Cikawung RT 02 RW 02, Desa Bojong Kaler, Kecamatan Pameungpeuk, Kabupaten Garut, Jumat 28 Agustus 2020 lalu. (Agus Somantri/galamedianews) /

GALAMEDIA - Sejak 20 Agustus hingga 28 Agustus 2020 sudah terjadi 5 kali peristiwa kebakaran di wilayah Kabupaten Garut. Rinciannya, 2 kali di Kecamatan Tarogong Kidul, dan 1 kali masing-masing di wilayah Limbangan, Pameungpeuk, dan Kersamanah.

Kepala Dinas Kebakaran dan Penyelamatan (Disdamkar) Kabupaten Garut, Aah Anwar Saefuloh mengatakan, ada beberapa hal yang harus menjadi perhatian masyarakat.

Di antaranya memastikan api pada tungku sudah benar-benar padam setelah selesai memasak, serta berhati-hati ketika memasak menggunakan tungku.

Baca Juga: Ngeri Nih, Persentase Positif Covid-19 di Jakarta Lebihi Standar yang Ditetapkan WHO

"Masyarakat juga agar tidak membuang puntung rokok dan membakar sampah di sembarangan tempat yang bisa memicu terjadinya kebakaran," tutur dia, Minggu, 30 Agustus 2020.

Menurut Aah, jaringan listrik juga harus menjadi perhatian masyarakat di musim kemarau.

Pastikan bila jaringan listrik di rumah benar-benar aman serta jauh dari risiko korsleting, apalagi anginnya agak besar serta bisa menyebarkan api dengan mudah.

Aah menyebutkan, frekuensi terjadinya kebakaran tidak selalu berbanding lurus atau dipengaruhi oleh musim dengan asumsi musim kemarau Iebih tinggi. Namun terkadang musim hujan pun sering terjadi musibah kebakaran melebihi musim kemarau.

Baca Juga: Mahfud MD Nyatakan Bulan Depan Indonesia 99,9 Persen Mengalami Resesi

Menurutnya, musibah kebakaran terjadi akibat hal yang tidak diduga dan tidak kelihatan. Semisal kecelakaan, kesalahan mekanik, tidak disiplin, sabotase dan ketidak pedulian.

"Keenam hal ini tidak berbanding lurus dengan musim. Oleh karenanya yang harus dilakukan oleh masyarakat yaitu berupaya meningkatkan Sistem Ketahanan Kebakaran Lingkungan (SKKL) dengan cara meningkatkan partisipasi dan kepedulian masyarakat," terang dia.

Aah mencontohkan bentuk partisipasi itu melalui forum-forum, dan majelis taklim di masjid-masjid mendiseminasikan tentang proteksi kebakaran.

Masyarakat juga diupayakan menyiapkan kantong-kantong atau sumber air dan drafting point (pemipaan) dalam rangka kesiapsiagaan apabila terjadi kebakaran.***

Editor: Lucky M. Lukman


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x