Masyarakat Sulit Mengubah Kebiasaan Makan Nasi ke Pangan Alternatif

- 31 Agustus 2020, 18:41 WIB
Ilustrasi nasi.
Ilustrasi nasi. /

Diakui Dien jika di masa pandemi Covid-19 ini bahan baku pangan alternatif ini agak sulit, dan harganya pun lebih mahal daripada beras. "Harganya mahal dan tidak semua orang mengkonsumsinya," ucap Dien.

Baca Juga: Kasus Covid-19 di Sumedang Hingga Kini Masih Fluktuatif

Masyarakat Kota Cimahi juga diminta mengkonsumsi makanan yang Beragam Bergizi Seimbang dan Aman (B2SA). Khususnya ibu rumah tangga (IRT), diharapkan dapat menyajikan makanan B2SA untuk keluarganya.

"Kita akan terus galakkan program B2SA ini untuk meningkatkan pengetahuan, dan keterampilan. Serta mengubah pola konsumsi pangan masyarakat tentang konsumsi pangan B2SA," ungkap Dien.

Dijelaskannya, implementasi konsumsi pangan yang memenuhi prinsip B2SA dalam keluarga dilakukan melalui pemilihan bahan pangan dan penyusunan menu. Kualitas konsumsi dipengaruhi oleh keragaman jenis pangan yang dikonsumsi.

Baca Juga: Cara Menghemat Kuota Internet, Ini Tipsnya

"Pengetahuan akan pentingnya konsumsi pangan B2SA tersebut perlu disosialisasikan sampai pada tingkat terkecil dalam kelompok masyarakat, yaitu keluarga. Didalam suatu keluarga, ibu yang berperan sebagai penentu dan penyedia menu keluarga, dan memegang peranan penting terhadap kualitas konsumsi pangan setiap individu dalam keluarganya," terangnya.

Kenyataan sampai saat ini, kata Dien, pola konsumsi pangan masyarakat masih menunjukan kecenderungan kurang beragam dari jenis pangan dan keseimbangan gizinya.

"Pola konsumsi pangan B2SA ini berfungsi untuk mengarahkan agar pola pemanfaatan pangan memenuhi kaidah mutu, keanekaragaman, kandungan gizi, keamanan dan kehalalan. Disamping juga untuk efisiensi guna mencegah pemborosan dalam pengeluaran biaya rumah tangga sehari-hari," tuturnya.***

 

Halaman:

Editor: Dadang Setiawan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x