Penyerapan Anggaran Belanja Tidak Terduga Jabar Sudah Lebih dari 50 Persen

- 2 September 2020, 19:45 WIB
Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil Menyaksikan acara serah terima bantuan penanggulangan Covid-19 di Jawa Barat.
Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil Menyaksikan acara serah terima bantuan penanggulangan Covid-19 di Jawa Barat. /Humas Pemprov Jabar/

GALAMEDIA - Anggaran Belanja Tidak Terduga (BTT) Provinsi Jawa Barat (Jabar) untuk penanganan Covid-19 sebesar Rp 4,5 triliun. Anggaran itu digunakan untuk bidang kesehatan dan jaring pengaman sosial (social safety net).

Gubernur Jabar Ridwan Kamil mengatakan, penyerapan anggaran BTT hampir setengah dari total BTT. Hal itu menunjukkan keseriusan dan komitmen Pemerintah Provinsi Jabar dalam perang melawan Covid-19.

"Penyerapan BTT untuk bantuan sosial sudah 48,4 persen (dari anggaran Rp 3,895 triliun), dan BTT untuk kesehatan sudah 78 persen (dari anggaran Rp 607 miliar)," terangnya, dalam jumpa pers di Gedung Pakuan, Kota Bandung, Rabu, 2 September 2020.

Baca Juga: 100 Dokter Meninggal karena Covid-19, Ridwan Kamil: Hargai Pengorbanan Mereka dengan Disiplin 3M

Kepala Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Provinsi Jabar, Nanin Hayani Adam melaporkan, anggaran BTT untuk penanganan Covid-19 sudah terealisasi sebesar Rp 2,3 triliun.

"Untuk penanganan kesehatan Rp 423 miliar, untuk jaring pengaman sosial yaitu sebesar Rp 1,8 triliun," kata Nanin, Rabu, 2 September 2020.

Salah satu jaring pengaman sosial adalah bantuan sosial (bansos) provinsi berupa tunai dan nontunai senilai Rp 500 ribu. Penyerapan bansos bertujuan untuk menjaga daya beli masyarakat sekaligus meminimalkan risiko lonjakan kemiskinan dan pengangguran di tengah pandemi Covid-19.

Nanin mengatakan, penyesuaian anggaran BTT intens dilakukan. Hingga kini, sudah ada pergeseran anggaran sampai lima kali. Menurut ia, perubahan perencanaan anggaran BTT terus disesuaikan dengan kondisi penanganan Covid-19.

Baca Juga: Kader PKK di Jawa Barat Berperan Penting dalam Sosialisasi AKB

"Kita tidak bisa memprediksi kapan pandemi berakhir. Di bidang kesehatan, pembelian kebutuhan penanganan Covid-19 terus berjalan. Di jaring pengaman sosial, data terus bergerak. Maka, kami harus menyesuaikan perencanaan anggaran dengan kondisi tersebut," jelas dia.

Halaman:

Editor: Lucky M. Lukman


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x