Gigi Direkayasa Estetika Pakai Kawat, Bisa Timbulkan Penyakit di Organ Tubuh Vital 

- 7 September 2020, 17:34 WIB
Prof. Dr. Adi Prayitno, guru besar FK UNS dan Prof. Doddy Setiawan, PhD, guru besar FEB UNS, yang besok akan dikukuhkan secara daring 
Prof. Dr. Adi Prayitno, guru besar FK UNS dan Prof. Doddy Setiawan, PhD, guru besar FEB UNS, yang besok akan dikukuhkan secara daring  /Tok Suwarto/

GALAMEDIA - Perkembangan gigi yang direkayasa ke arah estetika saat ini, harus diimbangi dengan perawatan gigi yang sesuai standar kesehatan agar tidak menimbulkan komplikasi penyakit pada organ tubuh lain. Perawatan terhadap gigi rekayasa harus dilakukan dokter gigi profesional yang sesuai spesialisasinya, sehingga hasil perawatan efektif dan optimal tanpa risiko timbulnya penyakit yang bisa menyerang organ vital, seperti jantung, paru-paru dan sebagainya. 

Prof. Dr. Adi Prayitno, dokter gigi dosen Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret (FK-UNS) Solo, mengungkapkan hal itu di kampus UNS Kentingan, Senin, 7 September 2020. Dia menjelaskan masalah "Kelainan Organ Rongga Mulut, Merupakan Cermin Kelainan Organ Tubuh Lainnya", yang akan disampaikan dalam pengukuhannya sebagai guru besar FK - UNS, bersama Prof. Doddy Setiawan, PhD, dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB),  Selasa, 8 September 2020. 

Baca Juga: Wagub Jabar Uu Ruzhanul Tinjau Perkebunan Kroto di Kota Tasikmalaya

"Kerusakan pada gigi dan mulut bisa berdampak timbulnya penyakit serius pada organ tubuh lain, seperti gangguan ginjal, jantung, bahkan stroke. Gigi yang direkayasa untuk estetika, misalnya gigi dikawat, kalau tidak dirawat secara baik dan benar bisa berisiko tinggi timbulnya penyakit pada organ tubuh vital tersebut. Kuman dan bakteri dari gigi dan mulut yang tidak terawat, bisa terbawa darah ke ginjal, jantung, paru-paru dan sebagainya sebagai sumber penyakit," ujarnya. 

Guru besar bidang penyakit gigi dan mulut itu, mengingatkan, berdasarkan penelitian masalah kerusakan gigi pada orang Indonesia cukup tinggi. Menurut standar internasional, seharusnya kerusakan gigi maksimal sebanyak 2 atau 3 gigi per orang, pada  umumnya gigi geraham rahang bawah. Sedangkan kenyataan menunjukkan rerata kerusakan gigi orang Indonesia tercatat sebanyak 4 bahkan 5 gigi.

Baca Juga: Dari 25 Ribu UMKM di Kota Cimahi yang Sudah Memiliki Ijin Usaha Baru 4.033 UMKM

Prof. Adi, menekankan, merawat kebersihan gigi dan mulut sangat penting karena kondisi kebersihan gigi menggambarkan kesehatan tubuh secara keseluruhan. Menjaga dan merawat kebersihan gigi dan mulut tidak sulit, yaitu dengan menggosok gigi dan bila perlu ditambahkan obat kumur agar lebih sempurna.

"Obat kumur banyak ragamnya. Tetapi saya sarankan menggunakan obat kumur dari bahan-bahan alami atau herbal, seperti daun sirsak dan daun jarak pagar karena lebih efisien, alami dan adaptif. Daun sirsak, misalnya, telah diteliti banyak mengandung molekul yang dapat membersihkan (saponin), membunuh mikroorganisme penyebab penyakit, anti radang dan anti tumor, serta memicu homeostasis. Sedangkan daun jarak pagar telah terbukti dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh," jelas Prof. Adi. 

Baca Juga: Resep dan Cara Masak Singkong Thailand Ala Rumahan yang Endes

Dia menambahkan, merawat gigi tidak perlu dengan biaya mahal, karena penggunaan bahan alami lebih murah namun efektif dan efisien. Masyarakat diharapkan tidak ragu-ragu mengedepankan ranah promotif dan preventif dalam menjaga kesehatan gigi dan mulut, karena dengan mencegah kelainan pada gigi dan mulut, yaitu dengan menjaga kebersihan gigi dan mulut sangat menghemat waktu dan biaya. 

Prof. Adi juga menegaskan, rekayasa estetika gigi di Indonesia tidak terkontrol. Dia mengamati banyak tukang gigi tidak profesional yang dengan sembrono memasang plastik pada gigi yang dikawat, sehingga menjadi sarang kuman. 

"Ada juga yang giginya didorong kemuka kebelakang, sehingga menjadikan gigi goyang. Padahal kalau gigi dikawat saja tanpa dipaksa gerak, secara akan tumbuh mengikuti bentuk posisi kawat," lanjutnya. 

Baca Juga: Memasuki Musim Kompetisi Baru, MOLA TV Makin Manjakan Pencinta Sepak Bola

Sementara itu, Prof. Doddy Setiawan, dalam pengukuhannya akan menyampaikan orasi ilmiah dengan judul "Struktur Kepemilikan dan Kebijakan Dividen". Guru besar FEB ke-15 dan ke-220 di UNS itu, menyatakan, garis besar pidato pengukuhannya mengupas tentang pengumuman pembagian dividen yang sangat dinantikan para investor. Karena pengumuman dividen merupakan pernyataan pihak perusahaan, bahwa perusahaan akan membagikan sebagian laba kepada para pemilik saham. 

"Peristiwa pengumuman dividen merupakan peristiwa yang penting bagi investor. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya perhatian media yang memberitakan pembagian dividen oleh perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia," tuturnya. 

Baca Juga: Kepincut dan Menjanjikan, Robert Sebut Kakang Gantkan Pemain Rekomendasi yang Alami Cedera

Pengukuhan Prof. Dr. Adi Prayitno, sebagai guru besar ke-45 FK dan ke-224 di UNS, serta Prof. Doddy Setiawan, akan dilaksanakan secara daring di Auditorium GPH Haryo Mataram, kampus Kentingan Solo. Pengukuhan guru besar secara daring tersebut merupakan yang ketiga, sejak masa pandemi Covid 19.***

 

Editor: Kiki Kurnia


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah