Media Barat dan Media Sosial dari META Membungkam Suara Palestina, Tantangan Para Konten Kreator Palestina

- 17 Oktober 2023, 21:40 WIB
Bayi Perempuan berumur kurang dari 10 hari tewas akibat agresi Israel di Jalur Gaza. / Tangkap Layar/x.com/@timesofgaza
Bayi Perempuan berumur kurang dari 10 hari tewas akibat agresi Israel di Jalur Gaza. / Tangkap Layar/x.com/@timesofgaza /

Disparitas yang jelas ini disebabkan oleh fakta bahwa konten dalam bahasa Ibrani kadang-kadang didukung oleh negara atau militer, sementara konten dalam bahasa Arab seringkali dibuat oleh aktor non-negara, yang mungkin dianggap sebagai konten ilegal oleh meta. Pengaruh tekanan politik terhadap kebijakan-kebijakan ini semakin mempersulit masalah ini.

Baca Juga: Patut di Waspadai: Dehidrasi Akibat Cuaca Panas

 

Kesulitan untuk Terdengar

Bagi pembuat konten Palestina seperti Dina Auni, seorang pengaruh gaya hidup dan perjalanan, tantangan ini juga mencakup mencapai audiens mereka. Dia menceritakan bagaimana teman-temannya di luar negeri semakin kesulitan untuk melihat ceritanya dan bahkan mengakses profilnya.

Banyak cerita, katanya, tidak lagi muncul di umpan mereka, dan ketika mereka mencoba mengklik ikonnya, mereka tiba-tiba keluar dari profilnya secara acak. Jelas terlihat bahwa keterlihatan konten Palestina disengaja dibatasi.

Baca Juga: Pengertian Silent Treatment, Perlakuan Mendiamkan yang Perlu Kita Ketahui

 

Suara Palestina yang Semakin Menguap

Bagi banyak warga Palestina, media sosial telah menjadi salah satu dari sedikit platform yang tersisa untuk berbagi cerita, budaya, dan pengalaman mereka dengan dunia. Namun, seiring platform-platform ini berhadapan dengan tekanan politik dan disparitas dalam sensor konten, bahkan jalur ini menjadi semakin sulit untuk dijalani. Suara Palestina berisiko terdiam, dan cerita-cerita mereka tak tersampaikan.

Di dunia yang menghargai kebebasan berekspresi dan berbagi beragam perspektif, tantangan yang dihadapi oleh pembuat konten Palestina di media sosial menunjukkan pentingnya menjunjung prinsip-prinsip ini, memastikan bahwa suara semua orang dapat terdengar, dan meningkatkan kesadaran tentang kesulitan yang mereka hadapi. Penting bagi kita untuk terus memperjuangkan ruang online yang terbuka, inklusif, dan adil untuk semua.***

Halaman:

Editor: Ryan Pratama

Sumber: Al Jazeera


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah