Tangani Pasien Covid: Pemerintah Klaim Bisa Tambah Kapasitas, RS Keluhkan Kehabisan Tenaga Medis

- 11 September 2020, 11:15 WIB
Ilustrasi.
Ilustrasi. /

GALAMEDIA - Pemerintah pusat punya dana untuk menambah kapasitas rumah sakit untuk menangani pasien Covid-19. Namun, sebelumnya para dokter dan manajemen rumah sakit di Indonesia, terutama Jabodetabek sudah berteriak bahwa mereka sudah kehabisan tenaga medis untuk penanganan pasien Covid-19.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam konferensi pers Gugus Tugas Penanganan Covid-19 pada Kamis 10 September 2020 di Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menuturkan, anggaran yang dimiliki Pemerintah RI saat ini pasti mampu untuk memperbesar layanan kesehatan di Indonesia.

Tak tanggung-tanggung, ia bahkan dengan percaya diri mengatakan fasilitas kesehatan yang disediakan pemerintah bisa 'tidak terbatas'.

Baca Juga: Denny Siregar Sebut Gerakan Anies Baswedan Mirip Emak-emak Naik Sepeda Motor Matik

“Pemerintah menegaskan bahwa tidak ada kapasitas kesehatan yang terbatas karena pemerintah mempunyai dana yang cukup,” katanya dilansirkan Antara.

Airlangga mencontohkan dengan dipakainya hotel bintang dua dan tiga di Sulawesi Selatan untuk fasilitas ruang isolasi Covid-19.

Ia juga mengklaim, punya cara untuk terus menambah kapasitas layanan kesehatan di Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta.

Baca Juga: 3 Pengeroyok Kasat Intel Diciduk Polisi

“Termasuk mempersiapkan ruang isolasi mandiri di Wisma Atlet, di mana Wisma Atlet juga mempersiapkan baik di tower lima dan enam maupun yang khusus pekerja dari luar negeri itu tower tujuh dan delapan,” sambungnya.

Akan tetapi, klaim tersebut sebenarnya sudah dapat terbantahkan oleh pernyataan para dokter dan manajemen rumah sakit.

Dokter Ottiara Febriannisa Akbariah dari salah satu rumah sakit tipe C di Cikupa, Tangerang mengaku sudah kesulitan merujuk pasien suspek Covid-19.

Baca Juga: Berlian langka Akan Dilelang, Diperkirakan Rp450 Miliar

Menurut pengakuannya, penanganan pasien yang diduga terpapar virus corona saat ini jauh lebih sulit daripada bulan lalu.

"Kita benar-benar kesulitan sekali untuk mencari (RS) rujukan karena kan memang di awal kita komitmen untuk tidak merawat pasien terkonfirmasi," ujar dr. Ottiara dikutip Pikiran-Rakyat.com dari kanal YouTube Najwa Shihab.

"Mau enggak mau, sambil menunggu ada rumah sakit yang mau kita rujuk kita kelola pasiennya (terkonfirmasi positif Covid-19)," imbuhnya.

Baca Juga: Jadwal Pertandingan Liga Inggris Pekan Perdana, Sabtu 12 September 2020

Lebih lanjut, ia menjelaskan ketika bulan Mei-Juni 2020, pasien yang datang pada malam hari bisa segera dirujuk di pagi harinya.

Namun, kini pasien terkonfirmasi positif harus menunggu lebih dari dua hari sehingga pihaknya berupaya merawat korban Covid-19 meski peralatan mereka sangat terbatas.

Manajer Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI) Dokter Rakhmat Hidayat membenarkan situasi yang diceritakan dr. Ottiara.

Baca Juga: Naomi Osaka Tunggu Serena Williams atau Victoria Azarenka di Final US Open

"Kita mungkin punya ICU bisa kita kembangkan sampai 30 ventilator karena kita punya alatnya, tetapi kita tidak punya tenaganya!" tegas dr. Rakhmat.***(Mahbub Ridhoo Maulaa/pikiran-rakyat.com)

Editor: Dadang Setiawan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x