"Saya takutkan bahwa dengan diberinya penghargaan atau hadiah sama Kang Emil, nanti disalah persepsikan bahwa itu adalah hal yang baik. Nantinya akan mempengaruhi anak-anak terutama yang melihatnya bahwa bahasa seperti itu menjadi hal yang bagus," terangnya.
"Padahal menurut saya pribadi, agak miris juga untuk didengarnya dengan keluarnya bahasa-bahasa binatang," sambung Aa Maung.
Sebagai pemerhati pendidikan, Aa Maung sangat menyayangkan apa yang dilakukan oleh Emil. Lebih jauh ia menilai hal itu sebagai tindakan yang seolah-olah dibenarkan tapi dari segi pendidikan kurang baik.
Baca Juga: Resensi Buku: Rujukan di Era Kacau Hukum
Aa Maung berharap, kedepannya Emil sebagai kepala daerah bisa lebih menimbang dulu saat akan memberikan suatu penghargaan. Meskipun itu hal yang membuat booming, menjual dan lucu tetapi dari segi aspek-aspek pendidikannya bisa lebih dipertimbangkan.
"Mungkin benar itu membuat dagangan laku, tapi saya pribadi selaku orang Sunda, selaku orang Jawa Barat, sangat prihatin karena hal demikian jangan dianggap sebagai kebiasaan yang benar yang nanti akan ditiru oleh anak-anak kita terutama dalam hal bahasanya," jelasnya.
"Saya sebagai orang tua tentu etika dalam berkomunikasi dan berbahasa dalam mengungkapkan sesuatu itu harus lebih dipertimbangkan jangan asal-asalan. Apalagi mendapat dukungan dari pemangku jabatan," sambung Aa Maung menegaskan.***