Network
GALAMEDIANEWS - Modus penyebaran hoaks terkait pemilu 2024 modusnya makin berkembang. Karenanya Pengamat ingatkan Kemenkominfo berkolaborasi dengan berbagai pihak dalam penanganannya.
Makin berkembangnya modus penyebaran hoaks tersebut dikatakan Pengamat Budaya dan Komunikasi Digital Universitas Indonesia (UI) Firman Kurniawan. Walaupun Kemenkominfo terus melakukan penanganan.
"Kementerian Kominfo sudah cukup bekerja keras dan cukup sistematis dalam menangani hoaks Pemilu. Tapi kalau kita lihat modus-modus penyebaran hoaks itu kan terus berkembang," ujar Firman saat dihubungi ANTARA, Rabu 10 Januari 2024.
Menurutnya, penyebaran informasi hoaks terkait Pemilu, saat ini terus berkembang dan semakin sulit terdeteksi. Contohnya hoaks yang disisipkan dengan memanfaatkan teknologi kecerdasan buatan. Hoaks juga bisa disampaikan melalui informasi yang lebih halus dan mudah diterima, serta dengan menunggangi emosi publik.
Dalam penanganannya sendiri, Kementerian Kominfo tidak bisa bekerja sendiri. Perlu dilakukan kolaborasi dengan berbagai pihak, misalnya dengan para korban hoaks seperti calon legislatif, calon presiden dan wakil presiden, maupun partai politik peserta pemilu.
Kementrian itu juga perlu berkolaborasi dengan konsumen hoaks, yang dalam hal ini adalah masyarakat.
Dia mengatakan, dengan melibatkan pihak-pihak yang menjadi korban hoaks, Kementerian Kominfo dapat melakukan pemetaan dan pemeriksaan bersama terhadap hoaks yang beredar. Selain itu, konsumen hoaks juga perlu dilibatkan agar mereka dapat memahami cara kerja hoaks dan menjadi lebih waspada.
Baca Juga: 4 Manfaat Tantrum yang Tak Terduga, Parents Jangan Panik!
