Diprediksi Bakal Digenangi Banjir, Pemkot Bandung Diguyur Kucuran Dana Rp3,5 Miliar

- 23 September 2020, 20:21 WIB
Ilustrasi banjir
Ilustrasi banjir /

GALAMEDIA - Memasuki musim penghujan, sejumlah titik di Kota Bandung berpotensi terjadi banjir seperti di Kawasan Pagarsih, Gede Bage dan lain sebagainya. Oleh karena itu, tindakan antisipasi harus dilakukan, dengan mengoptimalkan program maupun infrastruktur penanganan banjir. 

Ketua DPRD Kota Bandung, Tedy Rusmawan mengatakan untuk mengantisipasi banjir di Kota Bandung, ada penambahan anggaran dalam Perubahan APBD 2020 sebesar Rp2,5 -3,5 Miliar. 

"Pada anggaran perubahan, juga sudah mendorong adanya tambahan anggaran penanganan banjir. Dari Rp 7 Miliar, kurang lebih 50 persennya untuk penanganan banjir dan sisanya untuk perbaikan dan pemeliharaan infrstruktur lainnya," ungkapnya saat dihubungi via telepon seluler, Rabu 23 September 2020.

Baca Juga: PSSI Bikin Skandal Terang-terangan Soal Transfer Pemain, Robert : Ini Tidak Masuk Akal

Meunurutnya penambahan anggaran tersebut, merupakan political will dalam penanganan banjir di Kota Bandung. Sehingga harus segera dimaksimalkan, terlebih dengan adanya prediksi kerawanan kejadian banjir di kota berjuluk "Parisj Van Java" tersebut. 

"Belum lagi dengan anggaran murni yang telah dimiliki DPU Kota Bandung, dalam penanganan banjir. Kami berharap agar upaya pencegahan banjir ini dapat lebih terencana dengan matang, sehingga banjir di Kota Bandung tidak terus berulang setiap tahunnya," tuturnya. 

Tedy menuturkan meski intensitas curah hujan mulai meningkat dan merata di seluruh wilayah di Kota Bandung, dalam beberapa waktu terakhir. Namun petugas reaksi tanggap cepat maupun Gober (Gorong Bersih) belum terlihat dilapangan. 

Baca Juga: PSSI Bikin Skandal Terang-terangan Soal Transfer Pemain, Robert : Ini Tidak Masuk Akal

"Kami meminta agar kesiapsiagaan dan kewaspadaan harus mulai ditingkatkan," ujarnya. 

Tedy menjelaskan bahwa dengan musim penghujan saat ini, akan terlihat efektivitas dari pembangunan sejumlah infrastuktur yang berfungsi dalam penanganan banjir, seperti kolam retensi, wet land, dan lain sebagainya. 

"Jadi efektivitasnya akan terlihat, seperti pembangunan danau retensi di Gede Bage, karena intensitas curah hujan yang tinggi dan air yang datang dari wilayah utara Kota Bandung, menyebabkan musibah banjir di Kawasan Gede Bage," tuturnya. 

Baca Juga: Dua Kali Gagal Lelang, Pembangunan MPP Kota Cimahi Urung Dilanjutkan?

Ia menerangkan antisipasi dini dapat dilakukan Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Kota Bandung, untuk mulai melakukan pemeriksaan titik-titik potensial banjir. Termasuk memastikan kondisi kesiapan dari tanggul, bronjong, dan lainnya di seluruh aliran anak Sungai Cikapundung. 

"Kalau ada yang mulai rusak segera diganti, bahkan ditambah kekuatannya sehingga dapat  memastikan kepada masyarakat bahwa banjir telah dapat diantisipasi," katanya. 

Selain itu, pihaknya meminta Pemkot Bandung terus berkoordinasi dengan BMKG untuk memperoleh data ilmiah secara akurat, terkait prediksi dari puncak curah hujan akan tejadi di Kota Bandung. 

Baca Juga: KAMI Ajak Masyarakat Indonesia Kibarkan Bendera Setengah Tiang pada 30 September 2020

"Pada umumnya puncak hujan di Kota Bandung berada di penghujung Desember hingga Januari dan Maret. Namun anomali cuaca yang dapat berubah-ubah setiap tahunnya, maka patut diwaspadai dan menjadi perhatian bagi pemerintah serta masyarakat," tambahnya.()**

 

Editor: Kiki Kurnia


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x