Cryptojacking: Kejahatan Siber Bajak Laptop atau Smartphone Korban

- 19 Februari 2024, 13:07 WIB
Di Balik kemunculan Bitcoin, muncul kejahatan Siber Cryptojacking./pixabay @TheDigitalArtist
Di Balik kemunculan Bitcoin, muncul kejahatan Siber Cryptojacking./pixabay @TheDigitalArtist /

 

GALAMEDIANEWS – Seiring dengan kemajuan teknologi komputer yang semakin canggih, berkembang juga beragam kejahatan siber yang semakin canggih. Salah satunya yaitu cryptojacking. Nah, seperti apa kejahatan siber tersebut?

Cryptojacking berkaitan dengan uang kripto. Cryptojacking, secara mendasar, yaitu membajak komputer atau smartphone korban agar melakukan proses mining atau penambangan tanpa sepengetahuan pemiliknya. Uang kripto termasuk Bitcoin memang bisa ditambang.

Menambangnya uang kripto tentu saja bukan seperti menambang barang tambang seperti emas atau perak. Untuk menambangnya, memerlukan komputer berspesifikasi tinggi. Komputer ini digunakan untuk memecahkan kode-kode rumit. Bila berhasil, maka akan mendapatkan uang kripto.

Baca Juga: Bermain Full 90 Menit, Jay Idzes Gagal membawa Venezia meraih Kemenangan atas Modena

Dalam skema kejahatan cryptojacking, hacker menyusupkan program khusus dengan metode tertentu ke perangkat milik korban. Program yang disusupkan ini biasa disebut dengan istilah trojan. Program khusus ini membuat perangkat korban melakukan penambangan sehingga rentan mengalami kerusakan.

Ancaman cryptojacking memang sangat serius. Menurut penelitian SonicWall Capture Labs, serangan cryptojacking pada enam bulan pertama 2023 mencapai 332 juta kasus. Jumlah ini meningkat hampir 4 kali dibandingkan tahun sebelumnya. Bob Vankirk, CEO SonicWall Capture Labs, menyebut bahwa serangan siber ini tak akan pernah berhenti dan bisa menimpa siapapun.

“Serangan digital yang sepertinya tak ada habisnya terhadap perusahaan, pemerintah, dan masyarakat global semakin meningkat dan lanskap ancaman terus meluas,” tuturnya.

Baca Juga: Lowongan Kerja Khusus Wanita di Seblak Salah Lamongan Februari 2024, Berikut Benefit yang Bisa Diperoleh

Vankirk memperingatkan bahwa para hacker pelaku kejahatan cryptojacking tak pernah menyerah. “Mereka tidak kenal lelah,” tegasnya.

Lalu, bagaimana ciri-ciri perangkat yang terserang cryptojacking baik pada smartphone atau laptop? Dilansir dari situs Kaspersky.com, Ada tiga ciri utama perangkat yang terserang. Yaitu, performanya menurun mendadak, mendadak cepat panas, mendadak kinerja CPU meningkat

Bila tiga ciri tersebut tampak, bisa menjadi gejala bahwa perangkat terserang cryptojacking. Untuk mencegah perangkat terserang, gunakan program total security. Perusahaan software anti virus ternama biasanya memiliki produk total security yang berkualitas.

Bila digunakan untuk menjalankan aplikasi, terlebih aplikasi berat, perangkat cepat panas dan kinerja CPU meningkat memang wajar. Namun, kita patut curiga bila muncul kedua hal tersebut namun perangkat tak menjalankan aplikasi.

Baca Juga: Akselerasi Layanan Publik di Bidang Sosial melalui Replikasi Inovasi

Terkait Indonesia, Kaspersky Labs mencatat bahwa terjadi peningkatan sebesar 12% serangan cryptojacking pada empat bulan pertama tahun 2020. Serangan ini ditujukan ke perusahaan besar dan menengah. Perusahaan keamanan siber asal Rusia ini mencatat jumlah serangan kejahatan siber ini mencapai 1 juta kasus. Fakta tersebut tentunya harus kita perhatikan.

Kesimpulannya, cryptojacking sebenarnya menjadi ancaman yang tak main-main. Kita tetap harus selalu waspada. Kita tentunya tak ingin menjadi korban kejahatan siber tersebut.***

Editor: Dadang Setiawan

Sumber: Kaspersky malwarebytes.com sonicwall.com


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah