Heboh Gempa Berdampak Tsunami 20 meter, BMKG Beberkan Soal Megathrust

- 27 September 2020, 07:34 WIB
Ilustrasi Gempa.
Ilustrasi Gempa. /pixabay/tumisu



GALAMEDIA - Guru Besar bidang Seismologi di Institut Teknologi Bandung (ITB) Sri Widiyantoro mengungkapkan hasil riset soal potensi gempa megathrust yang berdampak tsunami dengan ketinggian bisa mencapai 20 meter.

Tidak adanya gempa besar bermagnitudo 8 atau lebih dalam beberapa ratus tahun terakhir mengindikasikan ancaman gempa megathrust di sepanjang pantai selatan Pulau Jawa.

Lantas apa itu gempa megathrust?

Kabid Mitigasi Gempabumi dan Tsunami Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Daryono menilai bahwa masih banyak masyarakat Indonesia yang belum tepat dalam memahami gempa megathrust.

Baca Juga: Chelsea Tertinggal 0-3 di Menit 27 dari West Bromwich Albion, Frank Lampard Beberkan Masalahnya

Menurutnya banyak orang yang memahami gempa megathrust sebagai sesuatu yang baru dan segera akan terjadi dalam waktu dekat, berkekuatan sangat besar, dan menimbulkan kerusakan dan tsunami dahsyat. Padahal, bukan itu yang dimaksud gempa megathrust.

"Pemahaman seperti ini tentu saja kurang tepat," ujar Daryono melalui keterangan resminya, Ahad 27 September 2020.

Zona megathrust, dijelaskan Daryono, sebenarnya sekadar istilah untuk menyebutkan sumber gempa tumbukan lempeng di kedalaman dangkal.

Baca Juga: Real Madrid Dibantu Penalti dan Kartu Merah Hingga Sukses Tundukkan Real Betis 3-2

Dalam hal ini, lempeng samudra yang menunjam ke bawah lempeng benua membentuk medan tegangan (stress) pada bidang kontak antar lempeng yang kemudian dapat bergeser secara tiba-tiba memicu gempa.

"Jika terjadi gempa, maka bagian lempeng benua yang berada di atas lempeng samudra bergerak terdorong naik (thrusting)," kata dia.

Jalur subduksi lempeng, lanjut dia, umumnya sangat panjang dengan kedalaman dangkal mencakup bidang kontak antar lempeng. Dalam perkembangannya, zona subduksi diasumsikan sebagai 'patahan naik yang besar'. "Yang kini populer disebut sebagai zona megathrust," ujarnya.

Baca Juga: Provokasi Emannuel Macron Sukses Besar, Produk Senjata Prancis Diborong Yunani dan Siprus

Daryono menekankan bahwa zona megathrust bukanlah hal baru. Di Indonesia, zona sumber gempa ini sudah ada sejak jutaan tahun lalu saat terbentuknya rangkaian busur kepulauan Indonesia.

"Zona megathrust berada di zona subduksi aktif, seperti: (1) subduksi Sunda mencakup Sumatra, Jawa, Bali, Lombok, dan Sumba, (2) subduksi Banda, (3) subduksi Lempeng Laut Maluku, (4) subduksi Sulawesi, (5) subduksi Lempeng Laut Filipina, dan (6) subduksi Utara Papua," tuturnya.

Sedangkan saat ini, BMKG mengklaim bahwa segmen zona megathrust Indonesia sudah dapat dikenali potensinya. Seluruh aktivitas gempa yang bersumber di zona megathrust disebut sebagai gempa megathrust dan tidak selalu berkekuatan besar.

Baca Juga: Pajak Mobil Baru 0 Persen: Simak Cara Hitung Secara Rinci, Harga On The Road Jadi Super Murah

"Sebagai sumber gempa, zona megathrust dapat membangkitkan gempa berbagai magnitudo dan kedalaman," ungkap Daryono.

"Data hasil monitoring BMKG menunjukkan, justru 'gempa kecil' yang lebih banyak terjadi di zona megathrust, meskipun zona megathrust dapat memicu gempa besar," imbuhnya.***

Editor: Dicky Aditya


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x