Polresta Bandung Ungkap Kasus Penjualan Pestisida Palsu, Begini Modus Para Tersangka

- 5 Maret 2024, 18:53 WIB
Kapolresta Bandung Kombes Pol Kusworo Wibowo saat menggelar konferensi pers terkait pengungkapan kasus penjualan pestisida palsu.
Kapolresta Bandung Kombes Pol Kusworo Wibowo saat menggelar konferensi pers terkait pengungkapan kasus penjualan pestisida palsu. /Dok Polresta Bandung/

"Tergantung dengan jenis produk yang dipesan konsumen dan ukuran produk," tutur Kusworo.

Dengan aksinya tersebut, tersangka AM mendapatkan keuntungan dari mulai harga Rp2.000.000 sampai dengan Rp.3.000.000 setiap seminggu.

Sedangkan tersangka DK mendapatkan keuntungan setiap bulan sebesar Rp5.000.000 hingga Rp10.000.000 per bulan.

Sementara itu menurut keterangan dari salah satu tersangka, tutur Kapolresta, mereka memproduksi dan memperdagangkan produk pungisida merek syngenta tersebut sejak tahun 2021.

Baca Juga: Persaingan Untuk Mendapatkan Gelar Liga Inggris, Pertandingan Antara Manchester City dan Liverpool

Total keuntungan yang sudah didapatkan selama kurang lebih dua tahun sebesar Rp72.000.000.

"Pengungkapan kasus ini juga untuk menjawab terkait mahalnya harga beras saat ini, maka dari itu kami melakukan penindakan terhadap faktor-faktor pangan, beras maupun sumber daya pertanian," jelas Kusworo.

Atas perbuatannya kedua tersangka dijerat Pasal 100 dan 102 UU Merk, tentang barang siapa tanpa hak menggunakan merk, dimana merk tersebut telah terdaftar oleh pihak lain, maka diancam dengan ancaman hukuman maksimal 5 tahun pidana penjara.

Sementara itu Mirna Mutiara, Bisnis Sustainability Manager PT Syngenta Indonesia, mengatakan, akibat adanya pemalsuan ini yang paling dirugikan dan terdampak adalah para petani.

Baca Juga: Jalani Debut yang Buruk di Korea Selatan, Ini Gaji yang diterima Jesse Lingard bersama Seoul FC

"Ketika petani gunakan (pestisida palsu), maka panen akan gagal. Ketika gagal panen kita tidak ada produksi pangan. Ketika tidak ada produksi pangan dampaknya gangguan terhadap ketahanan pangan. Ketika petani mengalami kegagalan, itu dampaknya terhadap perekonomian petani," ungkap Mutiara.

Halaman:

Editor: Dadang Setiawan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah