Network
Pun, usahanya ini termasuk pada produksi rumahan, namun tak tanggung-tanggung pengiriman pernah sampai ke Surabaya, Papua, dan Belanda.
“Produksi rumahan tapi pasar kami online lebih banyak yang datang dari luar kota. Percaya atau tidak, yang datang ke toko online saya sehari 50 ribu orang,” terangnya.
Meski demikian, Ekky sempat merasakan sulit di masa pandemi berlangsung. Banyak juga penjahit yang dirinya adopsi untuk masuk ke dalam tim produksi miliknya. Pasalnya, banyak pabrik yang menurunkan volume produksi, sehingga beban kerja berkurang dan berdampak pada kebutuhan sejumlah pegawai.
“Maka kami tampung agar mereka menjadi pejuang tangguh di masa pandemi,” tegasnya.
Sementara ini, kendala yang terkadang dialaminya terdapat di bahan baku yang belum bisa stabil. Tidak dipungkuri, karena bahan baku yang didapatkan rata-rata hanya ada dari luar negeri, bukan di Indonesia. Namun, ia tetap melakukan kerja sama degan sejumlah perusahaan seperti dengan pabrik, dan toko.
Baca Juga: Bagian Gedung Nusantara I DPR Terbakar, Ini yang Jadi Penyebabnya
Ekky berharap, pembeli di Indonesia lebih sadar terhadap barang-barang lokal dalam negeri pun berkualitas.
“Jika membeli produk dalam negeri, berarti bisa membantu perekonomian dalam negeri juga. Kita harus bangga, contohnya dengan membeli produksi anak-anak bangsa,” tutupnya. (nazmi/job)**
