GALAMEDIANEWS - Setelah satu bulan lamanya berpuasa di bulan Ramadhan, umat Islam di seluruh dunia akan merayakan hari kemenangan atau Hari Raya Idul Fitri (Lebaran) tepatnya pada 1 Syawal, tak terkecuali masyarakat Indonesia.
Dalam penentuan awal bulan kalender Hijriyah, di Indonesia menggunakan dua metode di antaranya metode hisab dan metode rukyatul hilal. Dua Metode ini juga sering digunakan dalam penetapan awal Lebaran.
Untuk itu tak heran, jika di Indonesia kerap kali mengalami perbedaan dalam penentuan awal puasa ataupun awal Lebaran. Alasannya tidak lain karena perbedaan penggunaan dua metode tadi.
Penentuan awal Lebaran Versi Kemenag Melalui Sidang Isbat Hari Selasa (9/4) Ini
Muhammadiyah sudah menetapkan awal Lebaran jatuh pada 10 April 2024. Hal itu berdasarkan Maklumat PP Muhammadiyah Nomor 1/MLM/I.0/E/2024 tentang Penetapan Hasil Hisab Ramadan, Syawal, dan Dzulhijjah 1445 H, tinggi Bulan pada saat Matahari terbenam tanggal 9 April 2024 M di Yogyakarta (-07° 48′ LS dan 2 = 110° 21′ BT) +06° 08′ 28″ (hilal sudah wujud), dan di Wilayah Indonesia pada saat Matahari terbenam Bulan berada di atas ufuk.
Sedangkan Kementerian Agama Republik Indonesia (Kemenag RI) akan menggelar sidang isbat penentuan awal Lebaran 1 Syawal 1445 H, yang akan berlangsung pada hari ini 9 April 2024.
Seperti tahun-tahun sebelumnya sidang isbat penentuan awal Lebaran ini akan berlangsung di Auditorium H.M Rasjidi Kementerian Agama, Jl. M.H. Thamrin, Jakarta Pusat.
Baca Juga: LINK DOWNLOAD MP3 Takbiran Idul Fitri 2024: Suara Merdu, Full Nonstop 24 Jam
Sidang Isbat Diawali Seminar Pemaparan Posisi Hilal oleh Tim Hisab Rukyat Kementerian Agama
Direktur Jenderal (Dirjen) Bimbingan Masyarakat Islam, Kamaruddin Amin menyebutkan bahwa, sidang isbat akan dilaksanakan secara tertutup, yang dihadiri oleh Komisi VIII DPR RI, pimpinan MUI, duta besar negara sahabat, perwakilan ormas Islam, serta Tim Hisab Rukyat Kementerian Agama.