Jawab Soal Laporan Relawan Jokowi, Najwa Shihab Disebut Akan Selalu Dibenci

- 7 Oktober 2020, 09:44 WIB
Hadapi pelaporan Relawan Jokowi Bersatu, Najwa Shihab banyak mendapat dukungan dari publik.
Hadapi pelaporan Relawan Jokowi Bersatu, Najwa Shihab banyak mendapat dukungan dari publik. /Twitter.com/@Mata Najwa

GALAMEDIA - Najwa Shihab dilaporkan oleh Relawan Jokowi Bersatu ke Polda Metro Jaya terkait dengan video wawancara kursi kosong Menkes Terawan.

Pasca pelaporan, Najwa pun memberikan klarifikasi atau jawaban lewat akun Instagram pribadinya, @najwashihab. Begitu diposting, komentar dari warganet pun tak terbendung.

Dalam postingan itu, Najwa buka suara dan menyatakan siap menjalani pemeriksaan jika memang diperlukan.

Baca Juga: Presidium KAMI Sebut Pemerintah Jokowi Penyebab Kegaduhan, Din: Seperti Menutup Mata dan Telinga

"Saya dengar pihak Polda Metro Jaya menolak laporan tersebut dan meminta pelapor membawa persoalan ini ke Dewan Pers. Jika memang ada keperluan pemeriksaan, tentu saya siap memberikan keterangan di institusi resmi yang mempunyai kewenangan untuk itu," tulis Najwa, dikutip Galamedia, Rabu, 7 Oktober 2020.

Najwa dalam captionnya itu juga membeberkan alasannya membuat tayangan tekait kursi kosong. Menurut dia, dari waktu ke waktu makin banyak pihak yang bertanya ikhwal kehadiran Menkes dan porsinya dalam penanganan pandemi covid-19.

"Penjelasan itu tidak harus di mata najwa, bisa dilakukan di manapun. Kemunculan Menteri Kesehatan memang minim dari pers sejak pandemi kian meningkat," sambung Najwa dalam captionnya.

Baca Juga: Hari Ini, Buruh Kembali Lanjutkan Aksinya Tolak Pengesahan UU Cipta Kerja

Pernyataan yang ditulis Najwa di Instagram ternyata mendapat banyak dukungan dari berbagai kalangan. Salah satunya dari komika Bintang Emon lewat akun @bintangemon.

"Semangat mbaaa," tulis Bintang Emon.

Motivator @merryriana juga menuliskan kalimat penuh semangat dan dukungan terhadap Najwa.

"Semangat mba @najwashihab You will always have my support," tulisnya.

Baca Juga: Dinosaurus Tidak Akan Menguasai Layar Lebar, Jurassic World : Dominion Tayang 10 Juni 2022

Kalangan selebriti juga tak luput memberikan dukungan, seperti yang ditulis @vonnycornellya_. "Pantang mundur menjadi wakil untuk menyampaikan unek2 kita semua, mbak Nana ❤️," tulisnya.

Bahkan aktor Ari Wibowo juga memberikan dukungan serupa untuk Najwa.

"Biarlah mereka mencoba membungkam suara dan pertanyaan yang ada.. Mbak @najwashihab hanya menyalurkan pertanyaan yang saya selakunwarga juga tanyakan... Rakyatpun punya suara... Terima kasih sudah mewakili kami... Keep on fighting, through your intellectuality and neutrality....," begitu tulisnya.

Sementara itu, dari kalangan masyarakat seperti @santo_rz juga memberikan dukungannya.

Baca Juga: Yuk Kita Mulai, Begini Caranya Memulai Bisnis Online

"Orang benar seperti mba Najwa pasti akan selalu di benci oleh org seperti mereka,mereka risih karna mba selalu menang saat berdebat dengan mereka. semangat terus mba," komentarnya.

"Jangan terpengaruh mbak nana, terus suarakan suara rakyat biasa seperti kami. Kami butuh didengar! semangat mba nana we love u pantang menyerah mba!" kata @aurellya.tnaa.

 
 
 
Lihat postingan ini di Instagram
 
 

Saya baru mengetahui soal pelaporan ini dari teman-teman media. Saya belum tahu persis apa dasar pelaporan termasuk pasal yang dituduhkan. Saya dengar pihak Polda Metro Jaya menolak laporan tersebut dan meminta pelapor membawa persoalan ini ke Dewan Pers. Jika memang ada keperluan pemeriksaan, tentu saya siap memberikan keterangan di institusi resmi yang mempunyai kewenangan untuk itu. Tayangan kursi kosong diniatkan mengundang pejabat publik menjelaskan kebijakan-kebijakannya terkait penanganan pandemi. Penjelasan itu tidak harus di Mata Najwa, bisa di mana pun. Namun, kemunculan Menteri Kesehatan memang minim dari pers sejak pandemi kian meningkat, bukan hanya di Mata Najwa saja. Dan dari waktu ke waktu, makin banyak pihak yang bertanya ihwal kehadiran dan proporsi Manteri Kesehatan dalam soal penanganan pandemi. Faktor-faktor itulah yang mendorong saya membuat tayangan yang muncul di kanal Youtube dan media sosial Narasi. Media massa perlu menyediakan ruang untuk mendiskusikan dan mengawasi kebijakan-kebijakan publik. Pertanyaan-pertanyaan yang saya ajukan juga berasal dari publik, baik para ahli/lembaga yang sejak awal concern dengan penanganan pandemi maupun warga biasa. Itu semua adalah usaha memerankan fungsi media sesuai UU Pers yaitu “mengembangkan pendapat umum” dan “melakukan pengawasan, kritik, koreksi, dan saran terhadap hal-hal yang berkaitan dengan kepentingan umum”. Sependek ingatan saya, treatment “kursi kosong” ini belum pernah dilakukan di Indonesia, tapi lazim di negara yang punya sejarah kemerdekaan pers cukup panjang. Di Amerika sudah dilakukan bahkan sejak tahun 2012, di antaranya oleh Piers Morgan di CNN dan Lawrence O’Donnell di MSNBC’s dalam program Last Word. Pada 2019 lalu di Inggris, Andrew Neil, wartawan BBC, juga menghadirkan kursi kosong yang sedianya diisi Boris Johnson, calon Perdana Menteri Inggris, yang kerap menolak undangan BBC. Hal serupa juga dilakukan Kay Burley di Sky News ketika Ketua Partai Konservatif James Cleverly tidak hadir dalam acara yang dipandunya. #CatatanNajwa

Sebuah kiriman dibagikan oleh Najwa Shihab (@najwashihab) pada

Sejak diunggah sekitar 14 jam yang lalu, postingan Najwa Shihab tersebut mendapatkan sekitar lebih dari 100 ribu komentar dan 1.815.744 like.***

Editor: Lucky M. Lukman


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah