Network
GALAMEDIA - Para Relawan Joko Widodo (Jokowi) berencana melaporkan Najwa Shihab ke Polda Metro Jaya, Selasa 6 Oktober 2020.
Ketua Umum Relawan Jokowi Bersatu, Silvia Dewi Soembarto mengatakan, Najwa Shihab dilaporkan ke polisi terkait wawancara sang jurnalis dengan kursi kosong Menteri Kesehatan, Terawan Agus Putranto yang diunggah di akun Youtubenya pada 28 September.
"Kejadian wawancara kursi kosong Najwa Shihab melukai hati kami sebagai pembela presiden, karena menteri Terawan adalah representasi dari presiden Joko Widodo," kata Silvia di Polda Metro Jaya.
Baca Juga: [Update] Pasien Covid-19 di Indonesia Hari Ini Bertambah 4.056 Orang
Dalam laporan ini, kata Silvia, pihaknya turut membawa sejumlah barang bukti. Salah satunya, video yang diunggah di akun Youtube Najwa Shihab.
Silvia menuturkan yang pihaknya laporkan yakni soal perundungan siber (cyber bullying). Sebab, Silvia menilai apa yang telah dilakukan Najwa mengakibatkan Terawan menjadi bahan parodi.
"Cyber bullying, karena narasumber tidak hadir kemudian diwawancarai dan dijadikan parodi dan parodi itu suatu tindakan yang tidak boleh dilakukan kepada pejabat negara khususnya menteri," ujarnya.
Baca Juga: Tolak Omnibus Law Cipta Kerja, Ribuan Buruh Nyaris Kuasai Tol Cileunyi
Laporan ini sendiri belum diterima pihak kepolisian. Silvia menuturkan pihaknya telah berkoordinasi dengan Subdit Siber Ditreskrimsus Polda Metro Jaya.
Dari hasil koordinasi, pelapor diminta untuk lebih dulu berkonsultasi dengan pihak Dewan Pers.
"Karena ini lex spesialis artinya yang berlakunya bersentuhan langsung ke pers, harus ke dewan pers. Hanya dewan pers nanti yang akan memberikan pertimbangan tentang kode etiknya Najwa," tutur Silvia.
Baca Juga: Terjadi Lonjakan Gempa di Indonesia, Kepala BMKG Ajak Bangun Kesiapan Hadapi Tsunami
Dalam video berjudul #MataNajwaMenantiTerawan, Najwa mengundang Terawan selaku Menkes terkait penanangan pandemi Covid-19.
Dalam unggahan itu, Najwa tampak menyampaikan sejumlah pertanyaan kepada Terawan. Namun, tak sosok Terawan dalam video itu, melainkan hanya sebuah kursi kosong.***
