Turki dan Prancis Kian Memanas, Sebut Islam dalam Kondisi Krisis Erdogan Kutuk Pernyataan Macron

- 7 Oktober 2020, 14:37 WIB
Presiden Prancis, Emmanuel Macron.
Presiden Prancis, Emmanuel Macron. /Instagram.com/@emmanuelmacron/

Dalam pidatonya yang disiarkan langsung dari Les Mureaux, Paris, Macron menegaskan “kita harus mengatasi separatisme Islam” tanpa  menstigmatisasi semua Muslim.

Undang-undang baru disebutnya akan memungkinkan pembubaran kelompok agama yang menyerang martabat, menggunakan tekanan psikologis atau fisik, dan merusak nilai-nilai Prancis.

Macron juga berencana mengakhiri sistem imam yang diperbantukan, yang menurutnya memungkinkan ulama ekstremis dan pengkhotbah lainnya dilatih di luar negeri sebelum pindah ke Prancis.

"Kami sendiri yang akan melatih para imam kami Prancis dan oleh karena itu kami harus melepas apa yang disebut Islam konsuler ini," katanya.

Baca Juga: Doakan Donald Trump Mati Kena Covid-19, Guru dan Anggota Dewan Sekolah Bergengsi Mengundurkan Diri

Macron menyebut semua imam Prancis harus disertifikasi mulai dari sekarang. Sejumlah dana juga akan digunakan untuk France's Islam Foundation, organisasi moderat yang mempromosikan studi Muslim tradisional dalam budaya, sejarah, dan sains.

Macron mengatakan upayanya akan membantu memastikan dominasi agama tetap menghormati nilai-nilai Republik. Ia menambahkan bahwa akan ada pengawasan yang lebih cermat terhadap kurikulum di sekolah swasta dan batasan yang lebih ketat pada home-schooling.

Baca Juga: Polisi Amankan 9 Mahasiswa Imbas Unjuk Rasa Berakhir Ricuh di Depan Gedung DPRD Jabar

Sekitar 1.700 sekolah dan perguruan tinggi Muslim swasta saat ini mengajar sekitar 85.000 anak di Prancis. Asosiasi komunitas yang menerima subsidi negara harus menandatangani kontrak yang menyatakan komitmen mereka terhadap sekularisme dan nilai-nilai Prancis.

Langkah-langkah baru tersebut juga akan mencakup larangan pemakaian simbol-simbol keagamaan bagi karyawan subkontraktor yang menyediakan layanan publik, seperti operator transportasi. Aturan itu sudah berlaku untuk pegawai negeri.

Macron menekankan perlunya membebaskan Islam di Prancis dari pengaruh asing di antaranya Arab Saudi, Qatar dan Turki. Macron memastikan proposalnya  bukan untuk menstigmatisasi atau mengasingkan Muslim Prancis tetapi untuk meningkatkan ‘kemampuan hidup bersama’.***

Halaman:

Editor: Mia Fahrani

Sumber: Daily Mail


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x