Ke depan, pembuat kebijakan harus hati-hati mengurutkan tanggapan mereka untuk membangun jembatan yang aman menuju pemulihan, kata pejabat IMF itu, menambahkan kebijakan moneter harus tetap akomodatif untuk mempertahankan pemulihan saat ekonomi dibuka kembali.
"Kerangka yang kuat untuk restrukturisasi utang akan sangat penting buat mengurangi kelebihan utang dan untuk menyelesaikan perusahaan yang tidak layak. Perluasan dukungan multilateral ke negara-negara berpenghasilan rendah yang menghadapi kesulitan pendanaan akan menjadi penting," katanya.
Baca Juga: Ngabalin Sebut Pendemo Sampah Demokrasi, Politikus Partai Demokrat Hujat Penghuni Istana
IMF memproyeksikan ekonomi global berkontraksi 4,4 persen pada 2020, 0,8 poin persentase di atas perkiraan Juni, menurut laporan World Economic Outlook (WEO) terbaru yang dirilis Selasa pagi (13/10/2020).
"Peningkatan ini disebabkan oleh hasil yang tidak terlalu buruk pada kuartal kedua, serta tanda-tanda pemulihan yang lebih kuat pada kuartal ketiga, sebagian diimbangi oleh penurunan peringkat di beberapa negara emerging markets dan negara berkembang," kata kepala ekonom IMF Gita Gopinath.
Namun, pendakian dari bencana ini kemungkinan besar "panjang, tidak rata, dan sangat tidak pasti," kata Gopinath. "Sangat penting bahwa dukungan kebijakan fiskal dan moneter tidak ditarik terlalu dini, sebaik mungkin.
Baca Juga: Fadli Zon Sebut Mirip di Israel, Polisi Beberkan Soal Ambulans Diberondong Gas Air Mata