IMF Peringatkan Kerentanan Keuangan Terus Meningkat Timbulkan Hambatan Pemulihan Ekonomi

- 14 Oktober 2020, 11:22 WIB
DIREKTUR Pelaksana Dana Moneter Internasional (IMF) Kristalina Georgieva berbicara pada konferensi pers di Washington D.C., Amerika Serikat, pada 4 Maret 2020.*
DIREKTUR Pelaksana Dana Moneter Internasional (IMF) Kristalina Georgieva berbicara pada konferensi pers di Washington D.C., Amerika Serikat, pada 4 Maret 2020.* /ANTARA/

 

GALAMEDIA - Dana Moneter Internasional (IMF) pada Selasa 13 Oktober 2020 memperingatkan bahwa kerentanan keuangan terus meningkat sejak wabah pandemi Covid-19, yang dapat menimbulkan hambatan bagi pemulihan ekonomi global yang tidak merata.

"Sejak wabah Covid-19, kerentanan terus meningkat. Pemicu seperti wabah virus baru, kesalahan langkah kebijakan, atau guncangan lain dapat berinteraksi dengan kerentanan yang sudah ada sebelumnya dan mengarahkan ekonomi ke skenario yang lebih merugikan," kata IMF dalam Laporan Stabilitas Keuangan Global yang baru dirilis, Rabu 14 Oktober 2020.

"Dalam skenario seperti itu, kebangkrutan yang lebih luas dapat mengarah pada penetapan harga ulang risiko kredit, pengetatan standar pinjaman bank, dan pengetatan tajam kondisi keuangan," kata laporan itu, mencatat pandemi bisa menjadi ujian ketahanan utama bagi sistem keuangan global.

Baca Juga: Hati-hati, Ada Perbaikan Jembatan PT Jasa Marga Berlakukan Buka Tutup Jalur di Tol Cikampek KM 41

"Meningkatnya kerentanan keuangan meningkatkan kemungkinan putaran umpan balik keuangan makro yang merugikan dalam menanggapi guncangan negatif, yang berpotensi membutuhkan langkah-langkah kebijakan likuiditas dan solvabilitas lebih lanjut," kata laporan itu.

Analisis IMF menunjukkan bahwa beberapa sistem perbankan mungkin mengalami "kekurangan modal yang signifikan" dalam skenario makroekonomi yang merugikan, Tobias Adrian, penasihat keuangan dan direktur Departemen Moneter dan Pasar Modal IMF, mengatakan Selasa pada konferensi pers virtual selama pertemuan tahunan Kelompok Bank Dunia dan IMF.

"Sejumlah besar perusahaan dan rumah tangga tidak akan dapat membayar kembali pinjaman mereka, bahkan setelah memperhitungkan langkah-langkah kebijakan yang diterapkan saat ini, dan profitabilitas mereka akan goyah," kata Adrian, menambahkan hubungan yang meningkat antara perusahaan, bank, dan lembaga keuangan non-bank menyiratkan bahwa, pada titik tertentu, kerapuhan dapat menyebar ke seluruh sistem keuangan.

Baca Juga: The Adventure of Kabayan: Baju Hikmat (18)

"Banyak perusahaan telah memiliki tingkat utang sangat tinggi sebelum krisis, dan sekarang utang di beberapa sektor mencapai level tertinggi baru. Ini berarti risiko solvabilitas mungkin telah bergeser ke masa depan," katanya.

Halaman:

Editor: Kiki Kurnia


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x