GALAMEDIA - Penangkapan para aktivis yang tergabung dalam Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI), menjadi catatan buruk bagi pemerintah dalam penegakan demokrasi Indonesia.
Politikus Partai Demokrat Rachland Nashidik menilai sejumlah rekan seperjuangan di masa orde baru Syahganda Nainggolan dan Jumhur Hidayat yang kini duduk di pemerintahan tidak memiliki kepedulian.
“Kawannya satu bui dulu di masa Soeharto, kini diam saja menyaksikan Denci (Jumhur Hidayat) dibui di masa Jokowi,” ujarnya lewat akun Twitter, Jumat 16 Oktober 2020.
Ia pun mengungkapkan kekecewaannya kepada rekan seperjuangannya sesama aktivis yang kini berada di pemerintahan bersama Presiden Jokowi, yakni Fadjroel Rachman dan Pramono Anung.
“Shame on you Fadjroel dan Pramono Anung,” ucapnya.
Kawannya satu bui dulu di masa Soeharto, kini diam saja menyaksikan Denci dibui di masa Jokowi. Shame on you @fadjroeL @pramonoanung pic.twitter.com/ZKE6KqPy70— Rachland Nashidik (@RachlanNashidik) October 16, 2020
Baca Juga: Geram, Jimly Asshiddiqie Semprot Polisi soal Petinggi KAMI: Cari Orang Jahat, Bukan Orang Salah
Baca Juga: Tak Mau Kembali ke Zaman Orba, Relawan Jokowi Kritik Keras Penangkapan Petinggi KAMI
Bareskrim Polri menetapkan 8 orang tersangka tokoh KAMI dalam kasus terkait penolakan Omnibus Law yang berakhir ricuh.
Di antara 8 tokoh itu 4 orang ditangkap di Jakarta dalam waktu yang berbeda yakni Syahganda Nainggolah, Jumhur Hidayat, Anton Permana, dan Kingkin.
“(Penangkapan bermula dari) percakapan di grup WhatsApp,” ujar Karo Penmas Polri Brigjen Awi Setiyono kepada wartawan di Mabes Polri, Jakarta, Rabu 14 Oktober lalu.
Presidium dan anggota KAMI seperti Gatot Nurmantyo, Din Syamsuddin, Rocky Gerung kemarin berusaha menjenguk rekan mereka tersebut namun tidak mendapatkan izin dari kepolisian, termasuk untuk bertemu Kapolri Jenderal Idham Azis.***