Teh Nia: Pengrajin Gerabah Bisa Dijadikan Destinasi Wisata

- 20 Oktober 2020, 13:10 WIB
- Calon Bupati Bandung nomor urut 1, Hj. Kurnia Agustina (Teh Nia).
- Calon Bupati Bandung nomor urut 1, Hj. Kurnia Agustina (Teh Nia). /

GALAMEDIA - Calon Bupati Bandung nomor urut 1, Hj. Kurnia Agustina (Teh Nia) mengaku terkesan dengan adanya pengrajin gerabah di Kampung Legok Nyenang RT 01/RW 02 Desa Bandasari Kecamatan Cangkuang Kabupaten Bandung. Kesan Teh Nia itu saat berkunjung dan bersilaturahmi dengan para pengrajin tersebut.

Hari ini, Selasa, 20 Oktober 2020, Teh Nia bersilaturahmi dengan masyarakat dan mensosialisasikan Pilkada Bandung 9 Desember di Kecamatan Ibun.

Ia pun berusaha untuk mendorong lokasi pengrajin gerabah tersebut kedepannya bisa dijadikan destinasi wisata.

Baca Juga: Memiliki Makna Ganda, Pameran Seni Rupa Re-Bung Dibuka dengan Protokol Kesehatan Ketat

Teh Nia pun merasa kagum, bahwa dengan kesederhanaan tempat dan sumber daya manusia, masyarakat mampu menghasilkan sesuatu yang lumayan rapi, etnik dan juga berpotensi.

Menurut Teh Nia, hal tersebut harus digali dengan maksimal. "Apalagi tadi salah seorang pengrajin bilang terkait bahan baku, ternyata kasihan teman-teman pengrajin ini belum diberikan semacam perlindungan untuk mereka bisa leluasa berkreasi, bahan baku yang tersedia dan ada," tutur Teh Nia.

Teh Nia mengungkapkan, jika semua pihak mau duduk bersama, maka gerabah ini bisa menjadi ikon dan Kampung Legok Nyenang menjadi salah satu destinasi. Apalagi, jika para anak muda dan karang tarunanya ikut menggali potensi gerabah ini dengan berbagai macam kreasi anak muda.

Baca Juga: Ferdinand Hutahaean Minta Ahok Tak Umbar Kalimat Kontroversi Demi Kemajuan Pertamina

"Ini bisa jadi destinas buah tangan dalam rangka ekonomi kreatif," ucap Teh Nia.

Sementara itu, seorang pengrajin gerabah, Ecep Sudana (35) mengatakan produksi gerabah ini sudah dilakukan selama 20 tahun lebih. Namun ada beberapa kendala yang dialaminya seperti sulitnya mendapatkan bahan baku gerabah yaitu tanah liatnya.

Ia mengaku bekerja sama dengan petani untuk mendapatkan bahan baku tanah liat tersebut.

Baca Juga: Bocoran NASA, Dengan Nokia para Astronot Misi Ambisius Artemis 2024 Bisa Selfie dan VC-an dari Bulan

"Jadi saling memanfaatkan dan bekerja sama, yang petani punya buat menyiram tanaman, saya dapat tanahnya. Kendala yang kedua paling alat buat ngadon, bikin adonan tanah, seperti cetakan sistik, dan kendala yang ketiga paling permodalan," tutur Ecep.

Sedangkan untuk pemasaran gerabah ini, Ecep menjelaskan kalau pendil dikirim ke rumah sakit dan bidan. Sedangkan cetakan serabi dikirim ke pasar-pasar.

Ia bersyukur karena untuk pemasaran bisa berjalan lancar. Ecep mengirim hasil produksinya ke Bandung, kemudian oleh pembeli, kata Ecep, bisa dikirim kembali ke Bali, Sumatera, Medan, dan Palembang.

Baca Juga: Peringatan Dini 20 Oktober 2020, Tiga Wilayah di Jakarta Berpotensi Dilanda Hujan Ekstrem

"Selama ini belum ada kerjasama dengan pemerintah atau siapapun, saya juga belum mengajukan, makanya ibu Nia kesini mau mencurahkan isi hati, jadi gimana-gimananya," pungkasnya.***

 

Editor: Dadang Setiawan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x