Network
GALAMEDIA – Jutaan pekerja harus kehilangan pekerjaannya selama tujuh bulan pandemi Covid-19 di Tanah Air. Mereka mengalami pemutusan hubungan kerja (PHK) karena tempatnya mencari nafkah terdampak pandemi yang bukan hanya mengancam kesehatan, tapi juga roda perekonomian.
Keresahan warga pun terjadi di mana-mana. Tak terkecuali di Kabupaten Bandung. Namun, bagi sebagian orang yang tak mau menyerah dengan keadaan, keresahan itu justru memunculkan inovasi dan kreasi.
Salah satunya Abdullah Abdurahman. Berawal dari keresahannya melihat rekan-rekan yang rutin berkumpul dalam sebuah kajian Islam, terkena PHK, warga Banjaran ini mencoba merintis bisnis (jastip) di tengah pandemi yang belum mereda.
Baca Juga: Acha, Begini Caranya Selfie Keren Ilusi Matahari Ala Fotografer Negeri Bollywood
"Teman-teman saya banyak yang terkena PHK. Dari keprihatinan itu, saya dan teman-teman berpikir bagaimana caranya tetap mendapatkan penghasilan di tengah pandemi ini," katanya, Senin, 19 Oktober 2020.
Dari diskusi itu muncul pemikiran untuk membuka bisnis jasa antar-jemput dan penitipan (jastip). Namanya "Pemuda Express". Yang menarik, bisnis ini mengusung konsep layanan syariah. Alasan sederhana. Ia mengaku risi melihat perempuan diantar ojek online pria atau sebaliknya laki-laki yang diantar ojol perempuan.
“Di sini enggak akan ada perempuan yang bonceng laki-laki. Yang bukan muhrim ketika naik ojek. Itu salah satu prinsip kami,” ucapnya.
Baca Juga: Gibran Akui Banyak PR yang Harus Diselesaikan Pemerintahan Jokowi-Maruf Amin
Selain antar-jemput, "Pemuda Express" juga melayani jasa titip pengantaran makanan dan barang. Sebab, ia melihat banyak orang-orang di sekitarnya membuka usaha dan menggunakan jasa ojek online, namun dirasa tarif yang ditawarkan semakin mahal. Selanjutnya, Abdullah membuat tarif yang jauh lebih murah, bahkan di bawah batas regulasi.
