Peneliti Diskusikan Inovasi Batik Tamarin

- 27 Oktober 2020, 17:16 WIB
/

GALAMEDIA -- Sejumlah peneliti menggelar Forum Group Discussion (FGD) yang membahas inovasi material batik tamarin atau lilin dingin sebagai alternatif dalam membuat motif pada tanggal 25 Oktober 2020 lalu. Mereka adalah Dr. Ariesa Pandanwangi, M.Sn. (Universitas Kristen Maranatha), Dr. Nuning Damayanti, Dpil.Art, Belinda Sukapura M.Sn, dan Arleti Mochtar Apin, M.Sn.

FGD digelar terkait penelitian bertema “Hilirisasi Pengembangan Teknik Batik dengan Media Bubur Tamarin ke Dalam Penciptaan Seni dan Dampaknya bagi Industri Kreatif”.

Dalam kegiatan ini dihadirkan juga Dr. Farida dari Balai Penelitian Batik Yogyakarta, Dr. Yanyan Sunarya, Drs. Wawan Setiawan pemilik Batik Kawentar dari Garut, Satya Wiragraha, ST, seniman dan pengusaha batik, Anis Nizar dari Dinas UMKM Purwakarta, Imang Jasmin seniman batik dan pemilik batik Imang Jasmin dari Pekalongan dan Zamroni bagian produksi batik di Pekalongan hadir dalam acara ini.

Baca Juga: Diduga Lakukan Penganiayaan di Tahun 2018, Habib Bahar Smith Kembali Jadi Tersangka

Tujuan diselenggarakannya forum diskusi ini adalah untuk mendapat tanggapan dan pencerahan tentang berbagai kemungkinan pengembangan inovasi material baru, sebagai alternatif pengganti lilin dalam pembuatan motif batik pada kain yaitu tepung biji asam Jawa atau klungsu (Tamarin). Teknik membatik ini seringkali disebut batik lilin dingin memakai pasta yang terbuat dari tepung biji asam sebagai perintang warna. Terkadang disebut juga teknik Batik Tamarin.

Teknik alternatif membatik ini mudah untuk dipelajari, khususnya anak remaja hingga pinisepuh merasakan proses membatik yang menyenangkan. Hal lainnya adalah material ini berasal dari tumbuhan, sehingga tidak beracun, tidak membuat polusi juga ramah lingkungan.

Menurut pakar batik Dr. Yanyan Sunarya, batik tamarin tidak bisa disamakan dengan batik tradisi yang menggunakan lilin panas sebagai perintang warna. Tapi, katanya, kedua teknik ini memiliki kelebihannya masing-masing yang dapat diaplikasikan dan dikembangkan.

Baca Juga: Tetap Terapkan Protokol Kesehatan, Bazoga Targetkan 6 Ribu Pengunjung Selama Libur Panjang

Dikatakannya, batik tamarin adalah inovasi dan kreativitas yang mungkin tepat diterapkan pada masa sekarang. Hal itu juga disampaikan Dr. Farida. Ia mendukung sosialisasi teknik batik tamarin jdan perlunya uji coba kualitas warna dan konsistensi sebagai perintang warna.

Halaman:

Editor: Kiki Kurnia


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x