Jokowi Sebut Mobil Listrik di Indonesia Ramai 2-3 Tahun ke Depan, Beda Lagi Kata Menperin Agus Gumiwang

15 Oktober 2021, 15:58 WIB
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita. /Dok. Kemenperin.go.id

 

GALAMEDIA - Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita menyampaikan bahwa pemerintah menargetkan produksi kendaraan listrik atau battery electric vehicle (BEV) pada 2030 dapat mencapai 600 ribu unit untuk roda empat atau lebih serta 2,45 juta unit untuk roda dua.

"Produksi kendaraan listrik diharapkan mampu menurunkan emisi CO2 sebesar 2,7 juta ton untuk roda 4 atau lebih dan sebesar 1,1 juta ton untuk roda 2," kata Menperin pada acara diskusi daring bertajuk Quo Vadis Industri Otomotif Indonesia di Era Elektrifikasi di Jakarta, Jumat, 15 Oktober 2021.

Menperin menyampaikan dalam rangka mendorong industrialisasi BEV, pemerintah memberikan berbagai insentif fiskal dan nonfiskal bagi konsumen BEV, seperti pengenaan PPnBM sebesar 0 persen, dan pajak Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB) sebesar 0 persen untuk Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB) di Pemprov DKI Jakarta.

Baca Juga: BPJS Kesehatan Kepwil Jabar dan Bank BNI Tingkatkan Keaktifan Peserta PBPU melalui Kerjasama Agen 46

Selain itu, BBNKB sebesar 10 persen untuk mobil listrik dan 2,5 persen untuk sepeda motor listrik di Pemprov Jawa Barat, uang muka minimum sebesar 0 persen, dan suku bunga rendah untuk kendaraan listrik, diskon penyambungan dan penambahan daya listrik, dan sebagainya.

Agus megatakan perusahaan industri BEV dapat memanfaatkan berbagai fasilitas, seperti Tax Holiday atau Mini Tax Holiday, Tax Allowance, Pembebaasan Bea Masuk, Bea Masuk Ditanggung Pemerintah, dan Super Tax Deduction untuk kegiatan riset dan pengembangan.

Bersamaan dengan hal tersebut, untuk mempercepat popularisasi penggunaan EV, Menperin menyampaikan bahwa pemerintah akan menetapkan peraturan tentang peta jalan (roadmap) pembelian EV di instansi pemerintahan.

"Dalam roadmap tersebut, diperkirakan pembelian kendaraan listrik akan mencapai 132.983 unit untuk roda 4 dan 398.530 unit untuk roda 2 pada 2030," pungkas Menperin.

Sebelumnya Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyatakan bahwa di Indonesia mobil listrik bakal mulai ramai pada tahun 2023-2024.

Ia mengatakan, industri mobil listrik di Indonesia akan mulai bermunculan dalam dua hingga tiga tahun mendatang. Hal ini seiring dengan upaya perkembangan industri nikel sebagai bahan utama baterai mobil listrik di dalam negeri.

Baca Juga: Pinjol Ilegal yang Digerebek di Yogya Kerap Mengancam Nasabah, Polisi: Ada Korban Masuk Rumah Sakit

"Bapak ibu bisa lihat 2-3 tahun lagi, yang namanya mobil listrik akan mulai bermunculan di negara kita. Entah itu kerjasama BUMN dengan swasta luar atau swasta sendiri, yang jelas nilai tambah itu ada di dalam negeri," kata Jokowi saat memberi pengarahan kepada peserta Program Pendidikan Singkat Angkatan (PPSA) XXIII dan Program Pendidikan Reguler Angkatan (PPRA) LXII Tahun 2021 Lemhannas RI, Istana Negara, Jakarta Pusat, Rabu, 13 Oktober 2021.

Sebagai salah satu negara yang memiliki cadangan bijih nikel terbesar di dunia, Indonesia berpotensi menjadi produsen utama bagi berbagai produk, seperti baterai sel mobil listrik sampai mobil listrik. Hal ini diiringi dengan peresmian pabrik baterai mobil listrik di Karawang, Jawa Barat, pada 15 September lalu.

Jokowi mengatakan nikel ini bisa dibuat menjadi katoda baterai, stainless steel, hingga lithium baterai. Ini nantinya akan bisa diintegrasikan dengan industri otomotif yang dimiliki Indonesia.

"Karena opportunity yang ada adalah mobil listrik. Jangan sampai kehilangan kesempatan lagi kita," kata Jokowi.***

Editor: Dicky Aditya

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler