Ban Kendaraan Jadi Gampang Rusak? Ini Ternyata Penyebabnya

- 11 September 2023, 12:31 WIB
Ilustrasi penyebab ban kendaraan jadi gampang rusak.
Ilustrasi penyebab ban kendaraan jadi gampang rusak. /freepik/senivpetro/

 

GALAMEDIANEWS - Ban kendaraan jadi gampang rusak disebabkan berbagai faktor. Setidaknya ada 3 penyebab hal ini terjadi hingga kita bisa menghindarinya agar ban lebih awet.

Customer Engineering Support PT Michelin Indonesia, Mochammad Fachrul Rozi menjelaskan, pemilik kendaraan tentunya harus melakukan perawatan rutin agar jangka umur kendaraan lebih panjang. Salah satu yang perlu perawatan tersebut yakni bagian ban.

Sebab ban merupakan salah satu komponen yang sangat penting bagi kendaraan. Selain untuk berjalan, perawatan ban yang buruk juga dapat berdampak pada performa kendaraan bahkan bisa merusak komponen lainnya seperti velg, suspensi, hingga kaki-kaki.

Baca Juga: Hengky Kurniawan Resmikan Jalan Selacau-Cisokan dan Jembatan Tajim di KBB, Giliran Alun-Alun Cililin Minggu De

Menurutnya, ada tiga penyebab umur ban kendaraan jadi cepat rusak atau berumur pendek terutama pemilik mobil.

Berikut tiga alasan paling sering yang dapat memperpendek umur ban kendaraan seperti dilansirkan Antara.

1. Tekanan udara

Tekanan udara ban sangat berperan dalam menahan beban kendaraan. Ban dengan tekanan angin yang tepat, membantu mereduksi turbulensi pada kabin karena jalanan bergelombang.

“Dari penelitian kami 60-70 persen penduduk Indonesia tidak peduli dengan angin ban, dampaknya ban akan panas karena banyak geraknya, dan dapat menimbulkan seperti stretch mark di bagian dalam, yang lama kelamaan karet akan putus dan kembung,” jelas Rozi kepada ANTARA di Jakarta, Jumat 8 September lalu.

Baca Juga: Promo Tiket Murah Pesawat AirAsia Bisa Jalan-jalan ke Luar Negeri

Karenanya, Rozi menyarankan pengguna rutin memeriksa tekanan ban kendaraan. Tekanan udara yang tepat adalah tidak lebih dan tidak kurang dari angka yang telah diberikan pabrikan kendaraan masing-masing.

Pada mobil, biasanya angka tekanan udara tertera pada pilar-pilar kendaraan di sisi pengemudi.

“Tekanan angin yang lebih tinggi dari rekomendasi pabrikan itu lebih mending dari kurang, tapi saya menyarankan untuk sesuai spesifikasi yang dianjurkan, karena kalau kelebihan juga berbahaya pada kecepatan tinggi karena ban bisa melayang, sedangkan kurang angin dapat cepat panas dan pecah,” katanya.

2. Hindari semir ban berbahan dasar minyak dan silikon

Baca Juga: 7 Tempat Wisata Kuliner Legendaris di Semarang yang Masih Hits, Bahkan Tidak Pernah Sepi Pengunjung

Saat ini banyak produk semir ban yang mengklaim dapat menjaga ban tidak mudah rusak dan lebih awet, selain juga merawat warnanya.

Namun kita perlu lebih jeli dalam memilih bahan dasar semir, karena semir minyak dan silikon dapat merusak ban kendaraan kesayangan.

“Jangan memilih semir yang oil based atau silicon based, itu bisa merusak ban. Bila sering melihat ban retak-retak, itu karena terlalu sering disemir dengan bahan ini. Pilih yang berbahan air atau water based,” ujar Rozi.

Baca Juga: Migrain, Sakit Kepala Sebelah yang Nyut-nyutan, Kenali Gejalanya

3. Penambalan yang salah

Ban tertusuk benda tajam apalagi kecil seperti paku, untuk dihindari. Karenanya penambalan jadi jalan keluar yang lebih praktis dan tentu hemat biaya dibanding mengganti ban baru.

Namun penambalan yang salah, justru dapat merusak ban lebih jauh. Metode “tambal cacing” sering dilakukan oleh penambal ban yang ditemukan di tepi jalan.

Metode ini hanya memasukkan karet keras yang berbentuk seperti cacing ke dalam ban yang bocor dengan cara ditusuk. Harapannya karet tersebut dapat terjepit dengan rapat sehingga dapat mengunci udara di dalamnya dan menutup permukaan ban yang berlubang.***

Editor: Dadang Setiawan

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x