Tradisi Lomba Perahu Pacu Jalur Sebelum Bulan Puasa di Riau

8 Maret 2023, 10:27 WIB
Tradisin pacu jalur masyarakat Rantau Kuantan /instagram @pacujalur_net/

GALAMEDIANEWS – Tradisi pacu jalur di Riau menurut sejarah sudah mulai dikenal oleh masyarakat Rantau Kuantan sekitar tahun 1900.  Kebanyakan penduduk menggunakan perahu perahu besar yang biasa dipakai untuk mengangkut hasil bumi, seperti tebu, pisang danlain-lain.

Perahu ini dipacukan di kampung sepanjang Rantau Kuantan. Tradisi ini diselenggarakan untuk merayakan hari-hari besar Islam seperti  sebelum menjelang Ramadhan, Maulid Nabi, Idul Fitri, dan 1 Muharramdan.

Tradisi Pacu jalur

Tradisi Pacu jalur adalah tradisi yang sudah turun temurun bagi masyarakat Kabupaten Kuantan Singingi Riau. Tradisi ini disaksikan mayoritas masyarakat KabupatenKuantan Singingi.

Mereka tidak terlalu menghiraukan jarak tempuh yang jauh dari tempat tinggal mereka untuk datang menyaksikan perlombaan pacu jalur. Sebab ini adalah tradisi dan tontonan masyarakat Kabupaten KuantanSingingi.

Baca Juga: Ide Bisnis Bulan Ramadhan 2023 Selain Makanan, Usaha Musiman dan Jualan yang Laku Saat Puasa

Baca Juga: Prediksi Pertandingan Antara Persib Bandung vs Persik Kediri hari ini

Peserta Pacu jalur ini adalah pemuda-pemuda yang ada di desa tersebut, pertandingan jalur apabila menerapkan sistem gugur maka peserta yang kalah tidak boleh ikut bermain kembali. Sedangkan para pemenangnya akan diadu kembali untuk mendapatkan pemenang utama.

Faktor pendukung yang membuat pacu jalur semakin berkembang diantaranya adalah pacu jalur ini telah terdaftar di kalender pariwisata kabupaten Kuantan Singingi dan agenda pariwisata nasional yang diadakan setiap tahun.

Yang kedua banyaknya sponsor yang ambil andil dalam festival pacu jalur ini. Ketiga, selain pacu jalur panitia juga mengadakan seperti pentas seni dan panggung hiburan yang diadakan pada malam harinya.

Selain menjaga dan melestarikan serta melaksanakan tradisi tersebut, masyarakat Kabupaten Kuantan singingi yang sebelum event pacu jalur diadakan memiliki mata pencaharian sebagai petani, nelayan, buruh bangunan, pedagang, pegawai negri sipil dan lain sebagainya memanfaatkan event pacu jalur tersebut dengan membuat suatu kegiatan usaha yang bisa menambah penghasilan rumah tangga mereka, seperti pedagang, penginapan (homestay), jasa parkir, dan transportasi.

Kegiatan Pacu Jalur merupakan pesta rakyat yang terbilang sangat meriah. Bagi para wisatawan yang berkunjung ke acara ini dapat menyaksikan kemeriahan festival yang merupakan hasil karya masyarakat Kuantan Singingi.

Bagi masyarakat setempat, Pacu Jalur merupakan puncak dari seluruh kegiatan, segala upaya, dan segala keringat yang mereka keluarkan untuk mencari penghidupan selama setahun.

Tradisi pacu jalur masyarakat Kuantan Singingi menuntut adanya solidaritas sosial masyarakat. Tanpa kekompakan dan kebersamaan warga masyarakat, jalur tidak akan mungkin diwujudkan.

Baca Juga: 25 SMA Terbaik di Jakarta yang Masuk Deretan 100 Sekolah dengan Nilai Tertinggi di Indonesia Versi LTMPT

Salah satu bentuk solidaritas masyarakat diperlihat dalam tahapan maelo. Maelo atau menarik (kayu atau jalur setengah jadi) merupakan suatu tahapan dalam pembuatan jalur.

Tahapan ini dilakukan setelah kayu jalur ditebang. Mengingat maelo merupakan pekerjaan yang berat yang memerlukan banyak tenaga manusia, maka amat diperlukan solidaritas dan partisipasi masyarakat.

Dalam kegiatan maelo seluruh warga masyarakat terlibat, baik laki-laki maupun perempuan. Mereka beramai-ramai pergi ke hutan untuk maelo jalur atau kayu jalur.***

Editor: Imam Ahmad Fauzan

Sumber: Instagram @jalurrempahri

Tags

Terkini

Terpopuler