Mengenal akan Sejarah Kebun Binatang Bandung

- 22 April 2024, 16:21 WIB
Pengunjung menikmati kebun binatang Bandung/www.bandung.go.id/
Pengunjung menikmati kebun binatang Bandung/www.bandung.go.id/ /

GALAMEDIANEWS – Tempat wisata yang selalu ramai dikunjungi, terutama di saat akhir pekan adalah Kebun Binatang Bandung. Tempat ini merupakan objek wisata alam flora dan fauna yang ada di Kota Bandung.

Terletak berdampingan dengan kampus Institut Teknologi Bandung (ITB) dan Sungai Cikapundung.

Kebun Binatang Bandung memiliki sejarah yang panjang. Dosen Pendidikan Sejarah Sekolah Pascasarjana UPI dan Kepala Museum Pendidikan Nasional UPI, Leli Yulifar kepada Humas Kota Bandung, Kamis 4 Agustus 2022 mengungkapkan kisah berdirinya Kebun Binatang Bandung.

Cerita mengenai kebun binatang ini dimulai pada tahun 1900, Bupati R.A.A. Martanegara mendirikan Kebun Binatang di Cimindi. Sementara itu, sejumlah pecinta satwa mendirikan Kebun binatang di Bukit Dago.

Sejarah mencatat, 1 April 1906 Bandung menjadi gemeente (kotapraja) yang dipimpin seorang walikota (Burgermaster).

Tahun 1920 Berdiri Bandoeng Vooruit (Bandung Maju) yakni perkumpulan swasta yang menjadi partner pemerintah dalam menata gemeente khusus di bidang pariwisata, yang terdiri dari orang-orang Belanda.

Bandoeng Vooruit adalah partner gementee dalam membangun, menata kota dan membenahi kota, khususnya untuk bidang pariwisata.

Baca Juga: 3 Hotel Dekat Tempat Wisata Lembang Bandung seperti Floating Market, The Great Asia Africa dan Kebun Binatang

Pada tanggal 1 Oktober 1926, Bandung sebagai gemeente menjadi Kotapraja mandiri (Stadgemeente). Sehingga tidak ada lagi dualisme (antara pemerintah pribumi dan Kolonial).

Pemerintah Kotapraja Bandung (gemeente) mendirikan perumahan dalam bentuk real estate, gedung pemerintahan, motel/hotel, instansi pendidikan, tempat hiburan, serta taman-taman kota. 

Satu di antara taman yang didirikan gemeente tersebut adalah Jubileum Park (Taman Botanik), yang membentang dari ujung paling utara daerah Lebak Gede Barat sampai dengan Cikapundung Timur.

Tahun 1933, atas prakarsa Bandoeng Vooruit, kedua kebun binatang yang didirikan di Cimindi dan Bukit Dago tersebut disatukan dengan pindah ke wilayah bagian selatan Jubileum Park.

Pendirian ini disahkan Gubernur Jendral Hindia Belanda pada 12 april 1933 dengan nama Bandoengsche Zoologisch Park pimpinan Hogland, Kepala bank Bank DENNIS yang sekarang BJB, yang secara ekonomi sangat kuat untuk menjadi pendukung dana dalam mengelola taman hewan tersebut.

Baca Juga: Kebun Binatang Cina: Fakta tentang Beruang Matahari yang Viral

Pendirian Bandoengsche Zoologisch Park, tertulis pada Kandang Gajah yang dibangun pada tahun yang sama oleh kontraktor Thio Tjoan Tek yang berkantor di Ost Eindeweg (Jl. Sunda).

Pendirian kebun binatang dan taman-taman di Bandung, sama dengan tujuan didirikannya Jubileum park, yakni merupakan bagian dari kelengkapan infrastruktur kota, di samping taman-taman lain, seperti Insulinde Park (Taman Lalu lintas), Molukken Park (Taman Maluku), Ijzerman Park (Taman Ganesa), dan Pieter Park (Taman Merdeka).

Tahun 1942, Jepang mendarat dan melakukan pendudukan, banyak orang Belanda (termasuk Hoogland) ditahan pihak Jepang, dan berada di tempat penampungan (camp interniran).

Kebun Binatang diurus oleh sekelompok kaum pribumi, satu di antaranya R. Ema Bratakoesoema, dalam kondisi keterbatasan biaya tentunya.

Rentang waktu 1945-1950. Satwa penghuni Kebun Binatang semakin tidak terurus dan memprihatinkan. Karena Indonesia saat itu dalam keadaan mempertahankan kemerdekaan dan menghadapi Agresi Militer I dan II dari pihak Belanda.

Pada tahun 1956, Hogland Kembali ke Bandung, dan melihat bahwa Taman Hewan sudah tampak seperti hutan, dengan tumbuhan liar, serta sedikit hewan yang bisa diselamatkan. Saat itu, terdapat kesepakatan dengan R. Ema Bratakoesoema, yakni :

  1. Pembubaran Taman Hewan (Bandoengsche Zoologisch Park);
  2. Melikuidasi sisa kekayaan Taman Hewan;
  3. Mendirikan Badan Hukum yang dinamai Yayasan Margasatwa Tamansari (BandoengZoolicalGarden).

Tahun 1957, yayasan tersebut dipimpin oleh R. Ema Bratakoesoema sampai meninggal tahun 1984. Selanjutnya YTM dilanjutkan kepengurusannya oleh para ahli warisnya.

Periode 1990, kebun binatang nyaris dipindahkan ke Jatinangor, karena Pemkot Bandung akan menyerahkan wilayah tersebut kepada ITB, yang akan digunakan sebagai perluasan kampus ITB.

Keberadaan kebun binatang Bandung saat ini, memiliki luas kurang lebih 14 Ha dengan koleksi mencapai 800 individu dari kelas mamalia, reptil, aves, dan ikan. Dikelola oleh Yayasan Taman Margasatwa Tamansari Bandung.

Tempat ini juga menyediakan pentas edukasi berbagai macam binatang. Dilengkapi juga dengan fasilitas wisata yang membuat pengunjung akan betah berlama-lama di tempat ini.

Koleksi yang sangat beragam, membuat kebun binatang Bandung ini tidak hanya dijadikan tempat wisata tetapi dijadikan tempat penelitian dan pendidikan. ***

Editor: Dicky Aditya

Sumber: bandung.go.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah