Pembuatan Lagu Jingle Pemilu Seharusnya Libatkan Pakar Komunikasi

- 13 Desember 2023, 19:54 WIB
Maskot dan Jingle Pemilu Diluncurkan KPU RI pada Awal Desember 2022. /Antaranews
Maskot dan Jingle Pemilu Diluncurkan KPU RI pada Awal Desember 2022. /Antaranews /

GALAMEDIANEWS – Awal Desember 2022, KPU RI merilis lagu Jingle Pemilu berjudul Memilih untuk Indonesia. Lagu ini diciptakan oleh Kikan Namara, vokalis band Coklat. Band asal Bandung ini membawakan juga lagu tersebut.

Reno Irwansah, seorang praktisi komunikasi, menyayangkan mengapa pembuatan lagu Jingle Pemilu tak melibatkan pakar komunikasi. Ia menjelaskan bahwa membuat lagu pop itu berbeda dengan membuat lagu jingle. Meskipun demikian, pria yang saat ini berkecimpung di dunia marketing ini menyebut bahwa lagu ciptaan Kikan Namara enak didengar.

“Lagunya sih enak. Apalagi Coklat itu band bagus udah terkenal. Semua orang tahu. Tapi, bikin lagu pop itu beda dengan lagu jingle. Lagu pop itu ya untuk senang-senang saja, buat fun. Kalau lagu jingle itu untuk persuasif, mengajak ke banyak masyarakat. Seharusnya, bisa minta masukan dan saran dari pakar-pakar komunikasi, jadi liriknya lebih mengena dan durasinya tepat,” tuturnya

Baca Juga: Jujutsu Kaisen: Roh Terkutuk Terkuat: Sukuna, Mahito, dan Lainnya

Reno pun menyebut bahwa durasi lagu jingle pemilu terlalu panjang. “Lagu jingle terlalu panjang durasinya, seharusnya sih pendek saja. Jadi mudah nempel di kepala,” tuturnya setelah menyaksikan debat capres sesi pertama. Ia pun menuturkan baru mendengarkan lagu tersebut saat debat. “Tapi, saya baru dengar pas debat capres,” tuturnya

Pria yang merupakan sarjana ilmu komunikasi ini pun menyebut bahwa jingle pemilu pada dasarnya sebenarnya sama dengan jingle produk.

“Jingle pemilu itu dasarnya sama saja sebetulnya dengan jingle produk, pendek dan catchy lagunya dan lirik. Efeknya jadi menempel di kepala, jadi lebih persuasif. Orang yang mendengar jadi naik awareness (kesadaran). Nggak ada jingle yang durasinya panjang. Semakin pendek ya better,” tuturnya.

Karena durasinya panjang, Reno menyebut jingle tersebut seperti lagu pada umumnya. “Ini jatuhnya bukan jingle, jadinya seperti lagu biasa,“ tuturnya. Reno pun menyebut bahwa liriknya seharusnya bisa dibuat lebih mengena. “Kalau saya dengar-dengar lagi ini liriknya kurang kena. Seharusnya bisa lebih mengena lagi,” tuturnya.

Jingle pemilu, menurut pria yang berkacamata ini, seharusnya diperdengarkan kepada masyarakat luas dengan media yang tepat. Ia menilai bahwa hal ini dipandang bukan hal yang penting. Padahal, tujuannya untuk persuasif.

Halaman:

Editor: Ryan Pratama

Sumber: Wawancara


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x