Dr. Socrates S. Yoman, Realita Terbalik, Mestinya Bawa Kemajuan untuk Papua Malah Sebaliknya

- 11 Juli 2021, 18:52 WIB
Prof. Imron Caton, Pemerhati Isu Strategis dan Isu Papua./dok.istimewa
Prof. Imron Caton, Pemerhati Isu Strategis dan Isu Papua./dok.istimewa /

Sehingga tujuan untuk membangun empat sektor strategis di wilayah tersebut, yaitu pendidikan, kesehatan, infrastruktur, dan ekonomi kerakyatan, tidak tercapai.

Tuntutan untuk menerapkan prinsip transparansi dan akuntabilitas di dalam mengelola APBD selalu dihadapkan pada opsi kemerdekaan, sehingga 'rampant corruption' terjadi berlarut-larut di Tanah Papua.

Adalah suatu hal yang mulia, sebagai tokoh agama, Pendeta Socrates S. Yoman menyalurkan rasa frustasinya kepada para elit yang koruptif tersebut, daripada 'memainkan' kartu penjajahan dan diskriminasi ras, untuk mengalihkan akar masalah yang ada di Tanah Papua.

Memang, jika kedua kartu tersebut ditarik dari 'equation', Pendeta Socrates S. Yoman seolah-olah akan kehilangan eksistensinya.

Namun bisa menjadi tidak, karena dengan membuang 'inlander mentaliteit' peninggalan negara kolonial Belanda dan meninggalkan Teologi Pembebasan yang gagal tersebut.

Pendeta Socrates S. Yoman akan menjadi pelita, sesungguh- sungguhnya pelita bagi umatnya di Tanah Papua, melangkah tegar menuju Indonesia Emas pada tahun 2045, bersama dengan provinsi-provinsi lain di Indonesia.***

Pengirim
Prof. Imron Caton
Pemerhati Isu Strategis dan Isu Papua

Seluruh materi dalam naskah ini merupakan tanggung jawab pengirim. Gugatan, somasi, atau keberatan ditujukan kepada pengirim

Halaman:

Editor: Lucky M. Lukman


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah