Transformasi Kepemimpinan Bisnis

- 6 Desember 2021, 20:00 WIB
Foto penulis./dok. pribadi
Foto penulis./dok. pribadi /

Pemerintahan yang dikooptasi oleh kekuasaan bisnis memunculkan karakter oligaristik yang tunduk pada kekuatan donatur penyumbang kemenangan pemilu.

Hasil Pemilu 2014 kepemimpinan nasional di pemerintahan dan parlemen berlanjut didominasi oleh politisi dan kalangan bisnis.

Presiden terpilih Joko Widodo (Jokowi) memimpin pemerintahan dengan gaya pengusaha, karena memang ia seorang pelaku bisnis.

Kelompok pengusaha di luar kabinet memberikan pengaruh kuat terhadap operasi perekonomian pemerintahan, tapi hasilnya belum memberikan dampak positif terhadap kemakmuran ekonomi masyarakat.

Penguatan yang diberikan melalui pelibatan kelompok teknokrasi akademisi dalam kabinet, juga belum terasa hasilnya.

Baca Juga: Rayyanza Malik Ahmad Aqiqah Raffi Ahmad Beli 4 Kambing Sekaligus, Nama Kambing Jadi Sorotan

Kepemimpinan Bisnis
Ketika mengelola perekonomian negara, apakah pemimpin dari kalangan eksekutif bisnis efektif untuk mengurus suatu negara? Ataukah seorang pakar ekonomi lebih efektif mengurus suatu negara?

Paul Krugman, peraih Hadiah Nobel Ekonomi 2008 dalam bukunya “ A Country is not A Company”, menyatakan bahwa pola pemikiran yang diperlukan bagi analisis ekonomi berbeda dengan pola pemikiran untuk sukses berbisnis.

Sebagai ahli perdagangan internasional, ia menilai ada beberapa masalah ekonomi yang sulit dipahami oleh eksekutif bisnis. Dua di antaranya adalah hubungan antara ekspor dengan penciptaan lapangan kerja, dan hubungan antara investasi asing dengan neraca perdagangan.

Para pendukung pasar bebas umumnya sependapat bahwa perluasan perdagangan dunia dalam kesepakatan General on Tarif And Trade (GATT) dianggap bagus karena bisa menciptakan lapangan kerja dunia.

Halaman:

Editor: Lucky M. Lukman


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x