Dibalik Penusukan pada Syekh Ali Jaber, Adakah Jaminan Kemanan untuk Penyeru Kebaikan?  

- 16 September 2020, 06:49 WIB
/

Baca Juga: Harap Sabar, Arab Saudi Belum Keluarkan Izin Umrah

Dalam kondisi saat ini, ketika negara tidak menerapkan syariah islam secara total. Peran ulama sebagai penyeru kebaikan mempunyai resiko tinggi, hingga nyawa menjadi taruhannya. Dibayangi teror oknum pembenci islam, yang tidak menginginkan persatuan dan kebangkitan umat. Yang saat ini tengah gencar diserukan oleh para ulama yang mukhlis.

Sudah semestinya, Ulama berperan menjadi pengontrol penguasa. Peran dan fungsi ini hanya bisa berjalan jika ulama mampu memahami konstelasi politik global dan regional. Ulama juga harus mampu menyingkap makar dan permusuhan kaum kafir dalam memerangi Islam dan kaum Muslim. Dengan ungkapan lain, ulama harus memiliki visi politis-ideologis yang kuat hingga fatwa-fatwa yang ia keluarkan tidak hanya beranjak dari tinjauan normatif belaka, tetapi juga bertumpu pada ideologi-politik. Dengan demikian, fatwa-fatwa ulama mampu menjaga umat Islam dari kebinasaan dan kehancuran, itulah yang mulai terjadi saat ini. Ketika ulama kembali kepada peran dan fungsi yang sebenarnya.

Baca Juga: Catat, Ini Dia Daftar Bandara yang Mematok Biaya Rapid Test Murah

Di samping perlu meneladani ulama dari generasi para Sahabat Nabi saw., ulama saat inipun menyadari bahwa harus meneladani para ulama sebelum mereka. Misalnya dengan belajar dari dua ulama Ahlus-Sunnah, seperti Abu Hanifah dan Ibn Taimiyyah. Sejarah tidak pernah melupakan kedua sosok ulama mulia ini. Sebagaimana diketahui, kaum Muslim mampu bangkit dari keterpurukan selama sekitar 50 tahun.

Akhirnya, di bawah pimpinan Sultan Shalahuddin al-Ayyubi berhasil merebut kembali Yerusalem setelah dikuasai Pasukan Salib selama 88 tahun. Menurut Dr. Irsan al-Kilani dalam bukunya, Hakadza Zhahara Jîlu Shalahuddin wa Hakadza Adat al-Quds, Shalahudin bukanlah pemain tunggal yang ‘turun dari langit’ dalam mengangkat keterpurukan umat Islam. Ia adalah produk dan bagian sebuah generasi baru yang telah dipersiapkan oleh para ulama yang hebat.

Baca Juga: Catat, Ini Dia Daftar Bandara yang Mematok Biaya Rapid Test Murah

Itulah hebatnya ulama, sangat berperan terhadap kemajuan dan kemunduran suatu bangsa. Namun sayang, jaminan keamanan tidak bisa di dapat dinegeri yang mengadopsi sistem kapitalis demokrasi, yang bersandar pada pemisahan agama dari kehidupan. Di sistem ini ulama justru tidak berperan dalam menentukan arah tujuan bangsa. Bahkan ulama sering disangkut pautkan dengan terorisme, radikalisme dan ekstrimisme.

Sungguh, jaminan keamanan hanya akan di dapatkan para ulama ketika negara menerapkan syariat islam secara kaffah. Karena di dalam Islam, jaminan atas keamanan termasuk kewajiban utama negara. Negara wajib menyediakan keamanan dan rasa aman bagi seluruh rakyat, termasuk di dalamnya adalah para ulama.

Baca Juga: Lebih dari Satu Juta Pelaku UMKM Jabar Dapat Bantuan Presiden Produktif Usaha Mikro

Halaman:

Editor: Kiki Kurnia


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x