Mahasiswi Akuntansi Unpas, Tenya Nurfatima Sebet Juara Runner Up Puteri Kebudayaan Indonesia 2020

13 Maret 2021, 12:51 WIB
Mahasiswi Akuntansi Unpas, Tenya Nurfatima, Saber juara Runner Up Puteri Kebudayaan Indonesia 2020 /Humas Unpas

GALAMEDIA - Mahasiswi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Pasundan (Unpas), Tenya Nurfatima, berhasil meraih gelar 2nd Runner Up Puteri Kebudayaan Indonesia 2020.

Mahasiswi angkatan 2018 ini menjadi perwakilan Provinsi Jawa Barat pada ajang pemilihan Putera Puteri Kebudayaan Indonesia 2020.

Sebelum aktif di dunia modeling, Tenya dikenal berprestasi di bidang olahraga. Ia tercatat pernah menjuarai berbagai kompetisi olahraga, khususnya cabang atletik pada nomor tolak peluru, lempar cakram, dan lontar martil.

Dikitup Galamedia dari laman unpas.ac id, Sabtu, 11 Maret 2021, pemilik tinggi badan 175 cm ini memiliki total 19 sertifikat kejuaraan atletik. Di antaranya Juara 1 Lempar Cakram Kelas Olahraga Nasional 2013, Juara 2 Lontar Martil Kejuaraan Jawa Barat 2015, Juara 2 Tolak Peluru Pospeda 2015, Juara 4 Tolak Peluru Putri Pospenas 2016.

Baca Juga: Selamat! UI Menduduki Peringkat ke-8 Emergin Economies University Rankings 2021 Versi THE

Setelah masuk kuliah, ia memutuskan berhenti di bidang olahraga dan mulai aktif mengasah bakatnya di dunia modeling. Tak cukup hanya menjadi model, ia pun melebarkan sayapnya dengan mencoba mengikuti ajang kecantikan.

“Sebelumnya, saya memang sudah hobi modeling, tapi tidak seaktif sekarang. Saya tidak ingin sekadar menjadi model dan menyia-nyiakan masa muda saya. Oleh karena itu, saya memutuskan untuk mengikuti pemilihan Putera Puteri Kebudayaan Indonesia 2020,” tuturnya.

Tenya menuturkan, Putera Puteri Kebudayaan Indonesia 2020 merupakan ajang kecantikan pertama yang dikutinya. Ia berprinsip untuk tidak menyia-nyiakan masa muda dan memanfaatkan kelebihan yang ia miliki agar waktunya terisi dengan kegiatan positif.

Melalui ajang tersebut, Tenya berusaha untuk terus percaya diri dan menjadi diri sendiri. Selain itu, ia juga belajar menjadi pribadi yang berkarakter dan berbudaya, sesuai slogan Putera Puteri Kebudayaan yaitu Muda, Berkarakter, dan Berbudaya.

Baca Juga: Heboh Eskrim Rasa Nasi Padang dengan Toping Rendang di TikTok, Ini Ceritanya

“Lewat ajang ini, saya banyak belajar, mulai dari cara catwalk di ajang kecantikan, cara berbicara formal, hingga cara duduk, menatap, dan menyapa orang,” katanya.

Menurutnya, menyandang gelar Puteri Kebudayaan berarti harus memberikan kerja nyata untuk mempertahankan eksistensi kebudayaan di Indonesia. Salah satunya melalui kegiatan Pasanggiri Seni Sunda yang diadakan oleh UKM Lingkung Seni Mahasiswa (Lisma) Unpas.

“Di kampus saya juga mengikuti UKM Lisma, di dalamnya ada program Pasanggiri Seni Sunda yang menjadi salah satu perwujudan kampanye sadar budaya bagi generasi milenial,” tambahnya.

Baca Juga: Sinopsis Buku Harian Seorang Istri 13 Maret 2021: Kejujuran Nana Kepada Dewa, Membuat Dewa Murka

Untuk memperkaya kemampuan berbudayanya, Tenya juga tengah mempelajari seni kawih (nyanyi Sunda), mengikuti pementasan teater, dan mempertahankan bahasa Sunda dengan mewajibkan berbicara bahasa Sunda, terutama di lingkup keluarga.

Ia berpesan kepada generasi muda agar tetap semangat, aktif, dan bangga dengan keragaman budaya yang dimiliki Indonesia. Meski terus digempur perkembangan zaman dan digitalisasi, budaya harus tetap dipertahankan untuk menunjukkan karakter suatu bangsa.

“Budaya mampu menjadikan Indonesia negara yang besar dan kuat. Kepada generasi muda dan saya sebagai Puteri Kebudayaan Indonesia, mari tunjukkan bahwa Indonesia mampu bertahan dengan budaya yang ada. Jadi, jangan lupa dari mana kita berasal dan dari mana kita lahir, agar membuat diri kita lebih berkualitas,” tutupnya.***

Editor: Hj. Eli Siti Wasilah

Tags

Terkini

Terpopuler